Sabtu, 29 April 2017

KEMUNCULAN IMAM MAHDI AL MUNTAZHAR UNTUK MEMBUAT KEDAMAIAN DUNIA TANPA PERANG




DIAKHIR UMUR DUNIA INI (SEBELUM KIAMAT) ALLAH SWT MEMUNCULKAN KEMBALI IMAM MAHDI AL MUNTAZHAR BERSAMA NABI 'ISA BIN MARYAM
DENGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KELEMBUTAN 
BUKAN DENGAN KEKERASAN
hsndwsp
Acheh - Sumatra
di 
Ujung Dunia



T
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Fakta bahwa Hugo Chavez dari Venezuela mengisyaratkan bahwa kaum Muslim dan kaum Kristiani akan bersatu untuk memerangi kaum jahat adalah fakta yang sangat tidak diinginkan oleh kaum Zionis untuk diketahui oleh orang lain orang ke banyakan. Mereka su dah susah payah mengeluarkan dana yang sangat melim pah ruah untuk menebar kan rasa permusuhan terhadap Islam (Islamophobia). Me reka sudah berusaha seku at tenaga melalui seluruh media masa agar bisa menyi sihkan kaum Muslimin dari pergaulan dunia.

Sebuah wawancara dilakukan oleh Ann Curry bersama dengan Presiden Iran Ahmadinejad yang diprakarsai oleh NBC. Wawancara ini dilakukan pada tahun 2009 dan tak pernah ditayangkan karena jawaban dari Ahmadinejad terhadap pertanyaan tentang Imam Mahdi yang ghaib itu tidak sesuai dengan pandangan yang ingin dipaksakan oleh kaum Zionis. Kaum Zionis ingin memaksakan panda ngan bahwa “Mahdi itu akan membawakan perang akhir dunia”.

Presiden Ahmadinejad mengoreksi pernyataan Ann Curry dengan mengatakan:
“Apa yang hendak dikatakan tentang perang akhir dunia itu—perang global … ini adalah pandangan yang dipaksakan oleh kaum Zionis. Imam Mahdi itu akan datang dengan logika yang benar dan terang; ia datang dengan berbudaya, ia datang dengan ilmu pengetahuan. Ia akan datang untuk membuat kedamaian hingga tidak ada lagi perang di muka bumi ini. Tidak ada lagi permusuhan, keben cian. Tidak ada lagi konflik pertentangan ….. ia akan kembali dengan Yesus Kristus. Keduanya akan kembali bersama-sama. Dan mereka akan bekerja sama; mereka akan memenuhi dunia ini dengan cinta.”

Israel tentu saja tidak ingin pandangan ini menjadi pandangan dunia. Mereka tidak ingin kaum Kristiani terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa musuh mereka sebenarnya itu bukanlah kaum Muslimin melainkan kaum Zionis.

Fakta bahwa gereja Katolik Roma ingin menutup-nutupi kejadian pembunuhan kaum Kristiani di Jerusalem menguatkan pandangan mengapa para pendiri Israel dan keluarga Rothschild itu berkuasa karena Mayer Amschel Rothschild (1744—1812) sendiri berujar: “Biarkan aku mengurus dan mengendalikan uang negara; sementara itu aku tidak peduli siapapun yang akan membuat hukum.”

Apabila Israel mendasari kebijakannya dengan keyakinan agama bahwa memang sudah hak mereka untuk kembali ke Jerusalem sebagai “manusia-manusia pilihan” setelah 2000 tahun lamanya berkelana (harap camkan bahwa para penduduk Palestina yang tinggal di tanah Palestina adalah aslinya orang-orang Khazar) maka kemudian tidak usah heran apabila para pemimpinnya meyakini bahwa kemba linya mereka ke tanah perjanjian itu semacam ramalan masa depan yang berda sarkan agama.

Jonas E Alexis dalam tulisannya yang berjudul “Bolshevik Purge of Western Civil ization and Rational Discourse (Part II)” menuliskan: “Kalau hal ini masih dianggap tidak masuk akal, maka anda lebih baik mendengarkan perkataan dari mantan kepala Shin Bet (Badan Agensi Kontraspionase), Yuval Diskin: “Masalah utama aku ialah bahwa aku tidak percaya dengan kepemimpinan yang ada sekarang ini, yang akan menggiring kita kepada sebuah perang dengan Iran dengan skala perang rejional ….aku tidak percaya dengan kepemimpinan yang senantiasa mem buat keputusan berdasarkan ‘ramalan agama’”

Apakah “Ramalan Agama” ini yang dijadikan alasan bagi orang-orang Israel untuk mencari-cari Imam Mahdi? Dan kalau memang mereka yakin akan kedatangan Imam Mahdi ini, pastinya mereka juga pernah mendengarkan sebuah hadits yang menyatakan bahwa “Pasukan yang membawa bendera hitam akan datang dari Khurasan dan tidak ada kekuatan apapun yang bisa menghentikan mereka dan mereka akhirnya akan sampai di Baitul Muqadas (Mesjid Al-Aqsa) dimana mereka akan menancapkan bendera-bendera mereka.”

Fakta bahwa Iran—seperti dilansir oleh IAEA—tidak sedang membuat senjata nuklir tidak membuat Israel berhenti untuk memaksakan perang kepadanya. Jadi alasan yang mungkin bisa masuk akal ialah bahwa orang-orang yang sangat meyakini adanya Imam Mahdi itu ada di Iran dan Khurasan adalah salah satu tempat yang ada di kawasan Iran, jadi orang-orang Israel itu tetap mengincar Iran karena mere ka sangat percaya dengan “ramalan agama” yang menyatakan bahwa Imam Mahdi akan muncul lagi kedunia ini.

Khurasan itu adalah sebuah provinsi yang terletak di sebelah timur laut di kawasan Iran. Tapi sebagian dari Khurasan juga meliputi kawasan Asia Tengah dan Afgha nistan.

Dimanapun Amerika Serikat dan Israel melancarkan peperangan, di situ juga mereka membawa dan menggunakan bom-bom yang mengandung posfor putih. Itu sekaligus menyiratkan sebuah fakta yang sulit dibantah bahwa mereka itu ber perang bukan untuk mengekspor demokrasi atau untuk menegakkan demokrasi melainkan mereka hendak membuat sebuah generasi anak-anak yang lumpuh dan cacat seumur hidup yang nantinya tidak bisa membangun atau membentuk sebuah gerakan perlawanan ketika mereka dewasa kelak.

10 tahun setelah setelah invasi Amerika Serikat di Irak, para dokter yang bertugas di sana menyaksikan dengan mata kepala sendiri banyak sekali kasus orang-orang (terutama anak-anak) yang terkena kanker. Sebagian besar anak yang lahir me ngalami kelainan atau cacat bawaan yang diduga kuat akibat pemakaian sen jata yang mengandung uranium dan posfor putih oleh pihak militer Amerika Serikat. Tingkat kelahiran bayi cacat di kota Fallujah sudah melebihi angka rata-rata bayi cacat yang pernah terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.

Dokumen militer Afghanistan yang sempat bocor oleh The Danish Daily menggam barkan lebih dari 1,100 kasus dimana tentara Amerika Serikat sudah menggunakan granat-granat yang mengandung posfor putih (WP grenades); selain itu juga mereka menggunakan posfor putih itu dalam roket-roket dan bom-bom yang me reka jatuhkan di kawasan Afghanistan.

Hadits-hadits yang beredar di kalangan kaum Muslimin menunjukkan bahwa Imam Mahdi itu datang bersama sebuah pasukan yang membawa bendera-bendera hitam. Hadits-hadits itu juga menyatakan bahwa hanya sedikit sekali orang Arab yang akan membantu dan mendukung perjuangan Imam Mahdi (as). Orang-orang Arab malah lebih suka mendukung para tiran.

Orang-orang Arab yang akan mendukung perjuangan Imam Mahdi sebenarnya sudah bisa kita ketahui dari ciri-ciri mereka. Pasukan militer sipil Hizbullah dari Lebanon misalnya. Mereka walaupun hanya memiliki persenjataan yang terbatas (karena bukan pasukan sebuah negara melainkan pasukan dari sebuah Partai saja—yaitu partai Hizbullah) tapi sanggup mengusir tentara Israel yang bersenjata sangat canggih dan tentaranya sangat terlatih. Para pejuang Hizbullah itu walaupun senjatanya sangat terbatas tapi mereka memiliki semangat yang tak terbatas—semangat yang sama seperti yang pernah dimiliki oleh Imam Ali bin Abi Thalib ketika mendobrak pintu gerbang benteng Khaybar sendirian. Sama juga dengan semangat putera dari Ali yaitu Husein bin Ali ketika harus dibantai di Kar bala bersama dengan anggota keluarga Nabi lainnya sejumlah 72 orang kurang lebih. Mereka tidak mau menyerah kepada seorang tiran yang didukung orang-orang Arab (yang terdiri dari para sahabat Nabi dan para tabi’in) yang bernama Yazid bin Mu’awiyah. Husein bin Ali dan seluruh keluarga Nabi—walaupun pasu kannya teramat kecil—tidak gentar melawan pasukan Yazid yang bejumlah kurang lebih 10,000 orang.

Sangat menyedihkan sekali melihat hadits-hadits sahih tentang Imam Mahdi yang berusia lebih dari seribu tahun lamanya menyebutkan bahwa banyak sekali orang Arab yang akan mendukung kaum tiran—kaum penindas yang kejam—dan memilih untuk memerangi Imam Mahdi yang akan datang lagi kedunia.

Lalu siapa orang-orang Arab yang lebih suka mendukung kaum tiran dan menolak bergabung dengan Imam? Kita bisa lihat peta perpolitikkan di timur tengah selama beberapa decade ini. Kita lihat Arab Saudi dan para pemimpin negara-negara teluk lainnya sudah bersekutu dengan Israel dan itu terlihat secara telanjang dalam konflik di Syria sekarang ini.

Israel memaksakan perang kepada Syria dan Iran. Israel bersekutu dengan mesra sekali dengan Saudi Arabia dan Qatar yang menggelontorkan uang dalam jumlah sangat besar serta senjata-senjata canggih kepada kelompok-kelompok gerombo lan yang ada di Syria. Mereka membunuhi orang-orang Ahlul Bayt (Syi’ah) dan membuat pembunuhan itu sebagai agenda utama (padahal oran-orang Syi’ah inilah yang dalam hatinya tetap memelihara keyakinan akan datangnya Imam Mahdi).

Seorang jurnalis bernama Seymour M Hersh menulis dalam artikelnya di New Yorker—yang berjudul “The Redirection”—menyoroti pemerintah Bush yang memfokuskan dirinya untuk melucuti kekuatan Iran dan melemahkan kedigdayaan pasukan Hizbullah. Pemerintahan Bush bekerja sama dengan Saudi Arabia yang mendanai kelompok-kelompok ekstremis radikal.

Tatanan dunia baru (The New World Order) telah memaksakan sebuah kekuatan brutal dalam Islam menjadi lunak sekali terhadap Israel. Kekuatan Islam yang brutal itulah yang menanggap tidak masalah untuk memperkosa para wanita dan membunuhi anak-anak kemudian memperlihatkan potongan tubuhnya sebagai piala kemenangan lewat media sosial atau Youtube. Kelompok radikal, ekstrim, dan intoleran ini sesungguhnya dibuat oleh seorang agen Inggris bernama Abdul Wahab (pemimpin dan penggagas Wahabisme). Dialah yang telah menciptakan suatu bentuk Islam yang baru—Islam yang tidak toleran; Islam yang galak; Islam yang dalam dakwahnya lebih sering mengejek daripada mengajak. Dialah yang mendakwahkan Islam radikal yang didukung oleh pemerintah Arab Saudi—negara asal dari Abdul Wahab (Muhammad bin Abdul Wahab). Islam yang memusuhi orang-orang Islam yang menurut mereka berbeda paham. Islam yang lebih mesra terhadap para tiran.

Abdallah Tamimi—salah seorang pemimpin dari pasukan Free Syrian Army—meminta bantuan kepada Israel untuk membuat aturan hukum Sunni yang sengaja dibuat untuk menindas kaum Syi’ah (Ahlul Bayt Nabi), kaum Kristiani, dan kaum Druze. Ia dengan terang-terangan berkata: “Israel itu bukan musuh kita; kami ingin Israel membantu kita.”

Saudi Arabia dan Israel juga mendanai kaum sektarian di negara-negara seperti Pakistan, Afghanistan, dan Irak. Di negara-negara itulah kaum Syi’ah banyak sekali dibunuh—bukan karena mereka melakukan perbuatan criminal tapi hanya karena mereka memiliki keyakinan berbeda saja. Kabel Wikileaks Amerika di Lahore menyoroti bagaimana Saudi Arabia menggelontorkan uang jutaan dolar Amerika kepada para Ahli Hadits dan para Ulama Fatwa di kawasan itu.


Kematian kaum Syi’ah di Pakistan mengalami peningkatan yang pesat sekali dan bahkan meskipun ada usaha-usaha di akar rumput antara kaum Sunni dan kaum Syi’ah untuk bersatu mengurangi atau mengakhiri usaha-usaha pembunuhan sadis terhadap kaum tertindas (kaum Syi’ah). Akan tetapi masa depan Pakistan tetap saja suram. Masa depan yang penuh darah karena Nawaz Shariff—yang telah didukung dan didudukan di kursi kekuasaan dengan menggunakan bantuan uang Saudi—sekarang memberikan keleluasaan kepada pihak Saudi untuk melakukan apapun yang mereka mau seperti yang pernah mereka lakukan di Afghanistan dimana mereka mendidik para pemuda Afghan di madrasah-madrasah yang didanai oleh Saudi. Mereka dididik supaya menjadi para pemuda yang intoleran (kaum Taliban) dan takfiri (suka mengkafirkan orang yang berlainan paham dengan mereka walaupun masih satu agama dengan mereka). Para pemuda takfiri (Salafi Wahabi) inilah yang kemudian digiring ke Syiria untuk melakukan pembunuhan dan penjagalan yang paling biadab dalam sejarah modern.

http://islamitucinta.blogspot.no/2015/04/ada-apakah-gerangan-hingga-israel.html
http://islamitucinta.blogspot.no/2015/04/ada-apakah-gerangan-hingga-israel.html


Hanya ada dalam khazanah pengikut Ahlulbayt:


Jumat, 28 April 2017

IMAM MAHDI AL MUNTAZHAR








IMAM MAHDI

Imam Mahdi: Pemimpin Manusia yang Adil

Dr. Abdulaziz A. Sachedina

(* Beliau adalah Profesor Kajian Keagamaan di Universitas Virginia, AS. Penerjemah buku yang aslinya berbahasa Persia ini lahir di Tanzania, 12 Mei 1942.)
Dengan Nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang

Saya merasa sangat bahagia karena mendapat kepercayaan untuk menerjemahkan buku mengenai Imam Keduabelas yang menjadi keyakinan pribadi saya.


Semula tugas ini diserahkan secara pribadi oleh penulis bukunya, yakni Ayatullah Ibrahim Amini selama kunjungan saya di Teheran di musim panas tahun 1993. Namun saya harus menundanya lantaran tugas mengajar dan tugas administratif saya selaku Direktur Studi Timur Tengah di Universitas Virginia dan mencari waktu yang tepat untuk memulai terjemahan yang sangat berharga ini. Permohonan Ayatullah Ibrahim Amini tidak hanya mencerminkan keyakinannya pada kemampuan saya dalam menerjemahkan karya besar menyangkut akidah Syi`ah Duabelas Imam ini secara akurat ke dalam bahasa Inggris, tapi juga menyatakan keyakinannya kepada keimanan pribadi saya terhadap Imam Keduabelas.

Musim panas tahun 1993 juga merupakan saat yang penuh dengan karunia Allah karena beberapa alasan penting. Dalam wawancara dengan editor Kayhan-i Farhangi di Qum, saya mendapat kesempatan menerangkan studi akademis agama berdasarkan perspektif studi saya sendiri ihwal kepemimpinan Islam di masa depan dan perbedaannya dengan metode penelitian yang dilakukan di pusat studi Islam tradisional. Seluruh wawancara tersebut, yang telah ditulis dalam bahasa Inggris dan Prancis, bisa menjadi contoh baik untuk dialog ilmiah antara lembaga pendidikan tinggi tradisional dan modern.

Saya terpacu menerjemahkan buku ini karena ingin merespon orang-orang yang mengaitkan saya dengan kesalahan yang bukan keyakinan saya dan bukan pula bagian dari riset akademi saya. Dalam perampungan karya ilmiah yang senada dengan buku ini, saya merujuk pada referensi Syi`ah Duabelas Imam (Syî` ah Imâmiyyah Itsnâ' Asyariah). Saya meneliti dokumen yang menjadi acuan riset saya secara cermat dan kritis berasaskan al-Quran dan hadis-hadis Ahlulbait yang autentik.

Saya senang sekali karena Dadgustar-i Jihan karya Ayatullah Amini, yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan tajuk Al-Imam Al-Mahdi: The Just Leader of Humanity [yakni buku ini] bisa memerikan Imam Keduabelas secara utuh dan ditata berdasarkan studi sejarah yang diambil dari sumber-sumber rujukan yang telah saya teliti dan pakai dalam Islamic Messianism: The Idea of Mahdi in Twelver Shi`ism. Yang lebih luar biasa lagi adalah meskipun metode riset saya dan Ayatullah Amini amat berbeda namun kami mencapai kesimpulan yang sama mengenai keyakinan terhadap Imam yang akan muncul dari kegaiban untuk memimpin dunia secara adil.

Perbedaan metodologi yang dipakai disebabkan oleh objek pembaca yang berbeda: Yang pertama [yakni, Al-Imam Al-Mahdi-peny.] ditujukan bagi 'orang-orang dalam' yang terpelajar (orang-orang yang percaya); sedangkan yang kedua [yakni Islamic Messianism-peny.] ditulis untuk 'orang-orang dalam' dan 'orang-orang luar' (orang-orang yang tidak percaya). Perlu diketahui, para pembaca sudah dapat menilai objek pembaca yang dituju Ayatullah Amini, yaitu para pembaca yang percaya, sedangkan objek yang saya tuju adalah orang-orang yang tidak percaya namun akan mengapresiasi mazhab Syi`ah Duabelas Imam secara intelektual.

Saya menulis Islamic Messianism untuk mengenalkan mazhab Syi`ah kepada para akademis Barat yang didominasi oleh para sarjana orientalis yang tidak hanya meminggirkan mazhab Syi`ah sebagai bentuk Islam yang menyimpang dan jahat, namun juga menganggapnya dipengaruhi langsung oleh ide mesianisme Kristen dan Yahudi.

Saya juga ingin mengoreksi kesimpulan ulama Sunni dan sarjana Barat perihal konsep imam maksum dalam Syi`ah dan menandaskan bahwa kabar akan datangnya Imam Mahdi yang akan menata masyarakat yang adil dan beretika bersumber dari al-Quran. Sebaliknya, usaha Ayatullah Amini dalam buku Al-Imam Al-Mahdi: The Just Leader of Humanity dimaksudkan untuk merespon keraguan yang dibuat orang-orang Syi`ah yang skeptis dan orang Sunni yang gemar berpolemik.

Keputusan menjadikan lapisan pembaca tertentu yang berbahasa Persia sebagai sasaran tulisannya memeragakan metodologi yang dipakainya benar-benar berdasarkan sumber-sumber mengenai hadis. Masing-masing argumen berdasarkan interpretasi ayat al-Quran tertentu dan riwayat hadis yang mendukung interpretasi tersebut.

Oleh sebab itu, hadis menjadi sumber hujjah agama yang fundamental dan mesti diperiksa secara kritis sebelumnya. Hadis yang dipakai diteliti supaya valid dan bisa dijadikan dalil bermanfaat bagi agama. Selain itu, Ayatullah Amini juga memperkenalkan argumen rasional guna menyingkirkan beberapa kisah mengenai pertemuan dengan Imam Keduabelas yang diterima begitu saja oleh beberapa ulama hadis. Misalnya, kisah terkenal perihal "Pulau Hijau" (dalam Bab 10 buku ini-peny.) yang menjadi kediaman Imam Keduabelas dibantah olehnya karena dinilai palsu dan berlawanan dengan pernyataan si perawi itu sendiri. Lebih jauh lagi, penelitian mutakhir tentang umur panjang dituliskan secara luas dan berdasarkan sumber-sumber Barat untuk membuktikan bahwa ilmu pengetahuan tidak memustahilkan usia panjang Imam Keduabelas.

Bagian yang paling mencerahkan dan membelalakkan mata dalam buku ini adalah berkenaan dengan pencapaian Imam Keduabelas setelah kemunculannya (Bab 14 buku ini). Pada bagian ini, ditulis informasi mengenai "Kebaruan Penjelasan Al-Mahdi"; juga disertai penilaian kritis tentang latar belakang sikap pengikut Imam Keduabelas yang mengabaikan nilai Islam yang benar dalam kehidupannya dan mengedepankan ritual tanpa mengejawantahkan nilai moral dan etika yang merupakan intisari dari ketaatan beragama .

Dalam hal ini, Ayatullah Amini menulis (hal.setting akhir):

Umat manusia, setelah meninggalkan prinsip-prinsip yang absolut dan ajaran-ajaran Islam yang pokok, hanya mengikuti lapisan luar agama dan menganggap sikapnya itu sudah mencukupi. Inilah orang-orang yang-selain shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, dan penghindaran diri dari najis-tidak tahu apa-apa tentang Islam.

Selain itu, beberapa dari mereka membatasi agama di mesjid saja sehingga amat sedikit pengaruhnya pada sikap dan tindakan mereka. Ketika mereka keluar dari mesjid, yaitu di pasar atau di tempat kerja, tidak ada tanda-tanda keislaman dalam dirinya. Mereka tidak menganggap tingkah laku yang etis dan nilai-nilai moral sebagai bagian dari Islam. Mereka tidak peduli pada tindakan-tindakan amoral dan membuat-buat alasan atas tindakannya, tidak mengikuti bimbingan moral sebab adanya perselisihan ihwal kewajiban dan larangan-larangan berdasarkan syarat-syarat tertentu.

Mereka jauh melangkah sejajar dengan larangan agama-dengan jalan tipu daya-dan menjadikannya sesuatu yang boleh dilakukan. Mereka juga menghindari tanggung jawab untuk menunaikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada mereka oleh syariat. Dengan kata lain, mereka terlibat dalam menafsirkan agama sesuai dengan keinginan mereka belaka.

Ketika berhadapan dengan al-Quran, mereka menganggap cukuplah bagi mereka untuk memperhatikan bacaan formal saja dan menghormati kebiasaan yang berhubungan dengannya. Oleh karena itu, ketika Imam Keduabelas muncul, dia pasti akan bertanya kepada mereka, yaitu mengapa mereka meninggalkan intisari agama dan menafsirkan al-Quran dan hadis sesuai dengan kehendak mereka sendiri.

Mengapa mereka meninggalkan kebenaran Islam dan puas dengan ketaatan lahiriah belaka? Mengapa mereka tidak menyesuaikan karakter dan perbuatan mereka dengan ruh Islam? Mengapa mereka memutarbalikan makna agama agar sesuai dengan ketamakan mereka pribadi? Sebagaimana mereka begitu memperhatikan bacaan al-Quran yang benar, mereka pun harus mempraktikkannya. Imam Keduabelas berhak bertanya, "Kakekku, Imam Husain, tidak terbunuh demi duka cita. Mengapa kalian mengabaikan tujuan yang dipegang kakekku dan menghancurkannya ?"

Imam akan menyuruh mereka mempelajari ajaran sosial dan moral Islami dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus menghindari perbuatan-perbuatan tercela dan memperhatikan kewajiban-kewajiban menyangkut keuangan, tanpa membuat alasan- alasan lemah. Mereka juga harus ingat, mengingat jasa-jasa Ahlulbait dan meratapi penderitaan mereka tidak akan dapat menggantikan zakat dan khumus serta melunasi utang-utang seseorang.

Perbuatan-perbuatan itu tidak dapat menggantikan perbuatan dosa semisal mengambil bunga (bank-penerj.) dan suap, menipu manusia lain dan memperlakukan mereka dengan tidak jujur. Mereka mesti menyadari bahwa menangisi dan berkeluh kesah demi Imam Husain tidak pernah dapat menggantikan perbuatan buruk kepada orang yatim dan janda-janda. Lebih penting lagi, seyogianya mereka tidak membatasi ketakwaan hanya di mesjid. Namun mereka pun harus berperan serta aktif di masyarakat dan melaksanakan amar makruf nahi munkar serta menumpas bid`ah-bid`ah yang merusak Islam.

Tentu saja, agama semacam ini akan tampak baru dan sulit bagi orang-orang tersebut. Bahkan boleh jadi mereka menganggapnya bukan Islam, karena mereka membayangkan Islam sebagai sesuatu yang lain. Orang-orang semacam ini terbiasa berpikir bahwa kemajuan dan kebesaran Islam terletak pada pendekorasian mesjid-mesjid dan pengkostruksian menara-menaranya. Bila Imam Keduabelas berkata, "Kebesaran Islam bergantung pada tindakan yang benar, kejujuran, kepercayaan, penepatan janji, dan penghindaran diri dari perbuatan yang terlarang", pernyataan ini akan terasa benar-benar baru bagi mereka! Mereka dulu menganggap bahwa ketika Imam muncul, dia akan membuat perubahan bagi semua perilaku Muslim dan akan mengistirahatkan mereka di pojok-pojok mesjid. Tetapi ketika mereka menyaksikan bahwa darah bercucuran dari pedang Imam, menyeru umat untuk berjihad dan beramar makruf nahi munkar, membunuh para ahli ibadah yang berbuat zalim, serta mengembalikan barang-barang yang mereka curi kepada pemiliknya, maka tindakan semacam ini sungguh akan terasa baru!

Penilaian umat yang jujur dan terbuka serta tanggung jawab yang para pengikut harus lakukan kepada Imam Keduabelas jarang ditemukan dalam literatur mengenai hal ini. Sekarang saatnya kita berkomitmen pada tujuan Islam dan bekerja secara tulus demi reformasi diri untuk memenuhi kewajiban kita kepada Muslim dan non-Muslim di sekitar kita. Adalah baik sekali bila kita mengingat kandungan doa yang bersumber dari Imam Keduabelas dan yang kita baca pada saat yang berbeda dengan sungguh-sungguh nasihat Imam as kepada para pengikutnya. Doa tersebut berbunyi:

Ya Allah, anugrahi kami taufik (berupa) ketaatan, menjauhi kemaksiatan, ketulusan niat, dan mengetahui kemuliaan.

(Ya Allah) Muliakanlah kami dengan hidayah dan istiqamah, luruskan lidah kami dengan kebenaran dan hikmah, penuhilah hati kami dengan ilmu dan makrifat, bersihkan perut kami dari haram dan syubhat .

(Ya Allah) Tahan tangan kami dari kezaliman dan pencurian, tundukkan pandangan kami dari kemaksiatan dan pengkhianatan, palingkan pendengaran kami dari ucapan yang sia-sia dan umpatan.

(Ya Allah) Karuniakan kepada ulama kami kezuhudan dan nasiha; kepada para pelajar, kesungguhan dan semangat; kepada para pendengar, ketaatan dan peringatan; kepada kaum Muslimin yang sakit, kesembuhan dan ketenangan; kepada kaum Muslimin yang meninggal, kasih sayang dan rahmat; kepada orang tua kami, kehormatan dan ketentraman; kepada para pemuda, kembali (ke jalan Allah) dan taubat; kepada para wanita, rasa malu dan kesucian; kepada orang-orang kaya, rendah hati dan kemurahhatian; kepada orang miskin, kesabaran dan kecukupan; kepada para pejuang, kemenangan dan penaklukan; kepada para tawanan, kebebasan dan ketenangan; kepada para pemimpin, keadilan dan rasa sayang; kepada seluruh rakyat, kejujuran dan kebaikan akhlak.

(Ya Allah) Berkatilah para jamaah haji dan para peziarah dalam bekal nafkah, sempurnakan haji dan umrah yang Engkau tetapkan bagi mereka dengan karunia dan rahmat. Wahai Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi.

Akhirnya, saya ucapkan terima kasih atas dukungan moral dan motivasi dari Ayatullah Ibrahim Amini dan para koleganya di Majlis-i Khubragan, Hujjatul-Islam Hadawi Tihrani dan para koleganya di Jami' Mudarrisin Hauzah Ilmiyah Qum, serta para pembaca di seluruh dunia yang menjadi tujuan saya dalam menerjemahkan buku yang berisi ajaran kami (Syi`ah Duabelas Imam) yang amat berharga ini .

London, Inggris

18 Dzulhijjah 1416/6 Mei 1996
4
IMAM MAHDI

Mukadimah
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

BULAN Sya'ban dalam penanggalan kaum Muslim merupakan bulannya peringatan. Awal bulan Sya'ban ditandai dengan kelahiran Imam Ketiga Syi`ah, Husain bin Ali, saudara sepupunya, Abbas bin Ali; putranya, Ali bin Husain Zain al-Abidin, dan terakhir, keturunannya yang paling termasyhur, al-Qâ ` im dari Ahlulbait, Imam Keduabelas, al-Mahdi as .

Saya menghadiri sebuah pertemuan yang direncanakan untuk merayakan kelahiran Imam Keduabelas?salam atasnya?pada malam 15 Sya'ban di salah satu sekolah tinggi di Teheran. Acara yang diatur dengan baik ini diikuti oleh semua lapisan masyarakat. Akan tetapi, mayoritas hadirin berasal dari kalangan terdidik, termasuk para siswa yunior dan senior dari sekolah tersebut. Pertemuan itu disponsori oleh Asosiasi Islam dari sekolah tadi.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci al-Quran oleh siswa muda, yang, melalui lantunannya yang merdu, memberi nuansa spiritual kepada peristiwa tersebut. Setelahnya, seorang siswa lain membacakan sebuah puisi yang telah digubahnya bertemakan Imam Gaib as, dan acara ketiga menampilkan makalah yang ditulis dengan baik dan sangat relevan mengenai topik tersebut. Di penghujung acara, Tn. Hosyyar, salah seorang pengajar terkemuka, menyampaikan pembicaraan yang relevan seputar topik Imam Zaman as. Ceramah ini disampaikan sampai menjelang sore .

Pertemuan tersebut meninggalkan kesan mendalam kepada saya. Bukan sekadar sisi seremonialnya yang menarik perhatian saya, namun juga pengalaman yang diselimuti ruh keikhlasan dan ketakwaan yang mengalir dari kawula muda. Mereka telah mengorganisasikan agama dan pengetahuan serta terdorong dalam menyebarluaskan kebenaran-kebenaran agama dan memahami masyarakat banyak, mencerahkan pemikiran mereka dengan keimanan. Atmosfer pada pertemuan tadi didominasi oleh niat suci dan keikhlasan dalam bertindak dari kawula muda ini, yang berinteraksi dengan hadirin memancarkan kehangatan dan perenungan.

Antusiasme di kawula muda ini dan gairah keagamaan mereka, dipandu oleh pemikiran yang bening, membuat hati saya penuh harapan akan masa depan umat Islam. Saya hampir menyaksikan kepemimpinan masa depan dari peradaban dan tanggung jawab untuk kemajuan manusia terletak pada bahu mereka.

Pandangan saya dipenuhi dengan air mata harapan dan saya berdoa kepada Allah Yang Mahakuasa dengan semua ketulusan demi kejayaan Asosiasi Islam milik para siswa tersebut dan sekolah-sekolah yang telah merintis misi suci ini di kalangan generasi muda.

Pada momen itu juga, Ir. Madani, yang duduk di sebelah Tn. Hosyyar, mengajukan pertanyaan, "Apakah Anda benar-benar percaya terhadap eksistensi Imam Gaib? Apakah pendapat Anda didasarkan pada riset atau Anda semata-mata membela kepercayaan tersebut berdasarkan dugaan Anda?"

Tn. Hosyyar menjawab, "Kepercayaanku tidak didasarkan pada keimanan buta ataupun taklid buta. Justru, saya mengakuinya melalui kajian dan riset yang cermat. Bagaimanapun, saya tetap terbuka untuk banyak melakukan riset dan bersedia mengubah pendapatku berdasarkan itu semua ."

Tn. Madani meneruskan, "Karena topik Imam Zaman tidak cukup jelas bagi saya. Dan sepanjang saya belum bisa untuk meyakinkan diri saya pada realitasnya, saya lebih suka untuk mendiskusikan dan meriset tentang topik itu."

Di antara mereka yang hadir pada saat itu dan turut menyimak perbincangan tadi adalah Dr. Emami dan Fahimi. Kedua-duanya mengungkapkan minat mereka pada tema tersebut apabila diskusi-diskusi itu diselenggarakan. Tn. Hosyyar setuju datang dan mengarahkan perbincangan kapanpun kelompok itu untuk memutuskan. Sebelum berpisah, mereka sepakat untuk bersua kembali pada hari Sabtu berikutnya, di kediaman Tn. Madani, tempat pertemuan pertama diadakan. Halaman-halaman selanjutnya merupakan catatan ini semua dan mungkin lebih banyak lagi pertemuan-pertemukan diselenggarakan, untuk menelaah tema eksistensi Imam Keduabelas as.[]


BAB 1

Asal Usul Kepercayaan terhadap Imam Mahdi
Dr. Emami: Kapankah kepercayaan terhadap Imam Mahdi menjadi merata di lingkungan Islam? Adakah pembicaraan tentang al-Mahdi selama masa Nabi saw atau apakah tema itu muncul setelah mangkatnya beliau sehingga tersebar luas di tengah kaum Muslimin? Ada sebagian pihak yang telah menulis bahwa tidak ada Mahdiisme pada permulaan Islam. Ide tersebut baru mencuat di antara kaum Muslimin pada paruh kedua abad pertama Hijrah (abad ke-7 M). Ada pula sekelompok orang yang menganggap bahwa Muhammad bin Hanafiyyah sebagai al-Mahdi dan menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang tentang nasib baik Islam yang tercapainya melaluinya. Kelompok itu pun percaya bahwa Muhammad bin Hanafiyyah belum mati namun hidup di Gunung Radhwah dan suatu saat akan kembali.

Tn. Hosyyar: Kepercayaan terhadap al-Mahdi berkembang luas selama masa Rasul. Nabi saw telah menyampaikan masa depan menjelang kemunculan al-Mahdi lebih dari satu kesempatan. Dari waktu ke waktu, beliau selalu memberi tahu manusia ihwal pemerintahan al-Mahdi dan tanda-tanda kemunculannya, menyampaikan nama dan julukannya. Ada sejumlah laporan dan riwayat yang telah sampai kepada kami baik dari jalur Sunni dan Syi`ah perihal tema ini.

Secara asasi, sebagian dari riwayat itu telah disampaikan sedemikian sering dan tanpa penyimpangan dari setiap zaman yang tak seorang pun bisa meragukan autentisitasnya. Umpamanya, kita membaca hadis berikut yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud, yang mendengar Nabi saw bersabda:
Dunia tidak akan berakhir sampai seorang lelaki dari keluargaku (ahl al-bayt), yang disebut al-Mahdi, bangkit untuk mengurus umatku.1

Hadis lain diriwayatkan oleh Abu al-Hujaf yang mengutip pernyataan Nabi saw sebanyak tiga kali:

Dengarkan kabar gembira tentang al-Mahdi! Dia akan bangkit pada saat manusia dihadapkan dengan konflik keras dan dunia akan digoncang dengan getaran keras. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan persamaan sebagaimana ia dipenuhi dengan kezaliman dan tirani. Dia akan memenuhi hati para pengikutnya dengan ketaatan dan akan menyebarkan keadilan di mana-mana.2

Nabi saw telah menyatakan:

Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Qâ` im al-Haq muncul. Ini akan terjadi ketika Allah mengizinkannya untuk bangkit. Barangsiapa yang mengikutinya akan selamat, dan barangsiapa yang menentangnya akan binasa. Wahai hamba-hamba Allah, ingatlah Allah dalam pikiran kalian dan larilah kepadanya [al-Mahdi] meskipun itu terjadi di atas es, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Azza wa Jalla dan penggantiku.3

Dalam hadis lain, Nabi saw dilaporkan telah berkata: "Barangsiapa yang menolak al-Qâ` im dari keturunanku berarti menolakku."4 Masih dalam hadis lain, Nabi saw menjamin umatnya dengan menyatakan:

Dunia tidak akan berakhir sampai seorang lelaki dari keturunan Husain mengurus dunia dan memenuhinya dengan keadilan dan persamaan sebagaimana ia dipenuhi dengan kezaliman dan tirani.5


Al-Mahdi Berasal dari Keturunan Nabi saw
Hadis-hadis semacam itu jumlahnya banyak. Ide utama yang berkembang dalam semua hadis itu mengandung topik masa depan menjelang al-Mahdi dan al-Qâ` im selama masa Nabi saw yang begitu terkenal. Sebenarnya, pelbagai riwayat yang membahas tema itu menunjukkan bahwa ia bukanlah sesuatu yang baru yang kemudian disampaikan kepada orang-orang. Bahkan, riwayat-riwayat tersebut memuat tanda-tanda dan ciri-ciri orang yang akan bangkit sebagai al-Mahdi, seperti dalam ungkapan "Al-Mahdi yang dijanjikan berasal dari keturunanku."

Hadis berikutnya mencerminkan pola yang sama dalam ungkapan-ungkapannya. Diriwayatkan, Amirul Mukminin Ali bin Thalib as berkata:

Aku bertanya kepada Nabi saw: "Apakah al-Mahdi berasal dari kalangan keluarga kita sendiri ataukah dari yang lainnya?" Beliau menjawab: "Dia berasal dari kalangan kita. Allah akan menyempurnakan agama-Nya melalui dia, sebagaimana Dia mengawali agama dengan kita. Melalui kitalah, manusia akan mendapatkan keselamatan dari fitnah. Melalui kita pula, mereka selamat dari kemusyrikan. Malah, melalui kitalah Allah akan menyatukan hati-hati mereka dalam ikatan persaudaraan menyusul pertikaian yang tersebar karena fitnah, sebagaimana mereka dipersaudarakan dalam agama mereka setelah pertikaian yang berkembang karena kemusyrikan."6

Abu Sa`id al-Khudri, sahabat dekat Nabi saw berucap:

Aku mendengar perkataan Nabi dari mimbar: "Al-Mahdi berasal dari keturunanku, keluargaku, akan bangkit menjelang Hari Kiamat ketika langit mencurahkan hujan dan bumi menumbuhkan rerumputan hijau baginya. Dia akan mengisi dunia dengan keadilan dan persamaan sebagaimana ia dipenuhi dengan tirani dan kezaliman sebelumnya."7

Dalam hadis lain dari Ummu Salamah, istri Nabi, ada keterangan yang lebih spesifik yang diberikan kepada umat. Nabi saw mengatakan: "Al-Mahdi berasal dari keluargaku, dari anak-anak Fathimah."8

Pada kesempatan lain, Nabi saw mengatakan:

Al-Qâ` im berasal dari keturunanku. Namanya sama dengan namaku, julukannya sama dengan julukanku. Ciri-cirinya sama dengan ciri-ciriku. Dia akan mengajak manusia kepada sunahku dan Kitab Allah. Barangsiapa menaatinya berarti menaatiku, dan sebaliknya, mereka yang berpaling darinya berarti berpaling dariku. Barangsiapa yang menolak keberadaannya selama kegaibannya berarti menolakku, dan barangsiapa yang mendustakannya berarti mendustakai aku. Barangsiapa yang membenarkan eksistensinya berarti membenarkan keberadaanku. Kalau mereka diminta untuk memalsukan apa-apa yang telah kukatakan tentang al-Mahdi dan dengan demikian menyesatkan umatku, aku akan mengadukan mereka kepada Allah."9

Abu Ayyub al-Anshari mengatakan:

Saya mendengar Nabi saw berkata: "Akulah penghulu para nabi dan Ali penghulu para pengganti. Dua cucuku adalah orang-orang terbaik dari keturunanku.

Para imam maksum berasal dari keturunan kami melalui Husain. Bahkan, Mahdi umat ini berasal dari kami." Saat itu seorang Arab berdiri dan bertanya: "Wahai Nabi Allah, berapa jumlah imam yang akan muncul setelah Anda?" Beliau menjawab: "Sama dengan jumlah para utusan Isa dan para pemimpin Bani Israil."10

Sebuah hadis lain dengan keterangan yang sama telah dinukil dari Hudzaifah, sahabat lain Nabi saw, yang mendengar Nabi berkata:

Para imam sepeninggalku sama dengan jumlah para pemimpin suku dari kalangan Bani Israil. Sembilan di antaranya adalah keturunan Husain. Al-Mahdi umat ini berasal dari kami. Waspadalah! Kebenaran bersama mereka dan mereka bersama kebenaran. Karena itu, hati-hatilah kalian dalam memperlakukan mereka sepeninggalku."11

Masih dalam hadis lain Sa`id bin Musayyib melaporkan dari Amr bin Utsman bin Affan, yang berkata:

Kami mendengar dari Nabi saw bersabda: "Para imam sepeninggalku akan berjumlah dua belas orang. Sembilan di antaranya berasal dari keturunan Husain.

Bahkan, al-Mahdi umat ini berasal dari kami. Barangsiapa yang berpegang kepada mereka sepeninggalku berarti berpegang kepada Allah. Dan barangsiapa yang meninggalkan mereka, berarti telah meninggalkan Allah."12

Ada sejumlah hadis bernada sama dalam sumber-sumber yang siapapun bisa menelitinya.


Hadis-hadis Sunni tentang Topik Al-Mahdi
Dr. Fahimi: Tuan Hosyyar! Kawan-kawan kita mengetahuinya. Namun biarkan saya mengatakan kepada Anda bahwa saya mengikuti mazhab Sunni. Oleh karenanya, penilaian positif saya bahwa Anda mempunyai hadis riwayat Syi`ah, sementara saya tidak. Sangat boleh jadi, kaum ektremis Syi`ah, apapun alasannya, setelah menerima riwayat-riwayat tentang Mahdiisme, pasti mempunyai hadis-hadis buatan demi mendukung pandangan-pandangan mereka dan menganggap hadis-hadis itu berasal dari Nabi. Bukti bagi dalil saya adalah bahwa hadis-hadis tentang al-Mahdi hanya dicatat dalam buku-buku Syi`ah Anda.

Tidak ada jejak akan hal ini dalam kompilasi hadis-hadis autentik kami?Shihah. Memang, saya tahu bahwa ada sebagian hadis tentang tema tersebut dalam kompilasi kami kurang bisa dipercaya.13

Tn. Hosyyar: Meski kondisi-kondisi tidak menyenangkan di bawah rezim Umayyah dan Abbasiyyah, yang kebijakan politik dan pemerintahan opresifnya tidak membiarkan adanya diskusi tersebut ataupun penyebaran hadis ihwal wilâyat dan imâmat dan Ahlulbait atau semuanya tersimpan dalam kitab-kitab hadis, kompilasi hadis Anda tidak sepenuhnya memuat hadis-hadis al-Mahdi. Apabila Anda tidak letih, saya akan mengutipkan sebagian hadis tersebut untuk Anda .

Ir. Madani: Tuan Hosyyar! Silakan teruskan pembicaraan Anda .

Tn. Hosyyar: Dr. Fahimi! Dalam kompilasi hadis Anda, Al-Shihah, ada bab-bab yang menempatkan topik al-Mahdi yang merekam hadis-hadis Nabi saw.

Misalnya, berikut ini:

Abdullah meriwayatkan dari Nabi, yang bersabda: "Dunia tidak akan berakhir sampai seorang lelaki dari keluargaku, yang namanya sama dengan namaku, memerintah bangsa Arab."

Tirmidzi telah mencatat hadis ini dalam Shahih-nya14 dan berkomentar: "Hadis tentang al-Mahdi ini bisa dipercaya, dan telah diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, Abu Sa`id, Ummu Salamah, dan Abu Hurairah":

Ali bin Abi Thalib telah meriwayatkan dari Nabi saw yang bersabda: "Meski umur dunia hanya tersisa satu hari, Allah akan memunculkan seorang lelaki dari keturunanku sehingga ia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan persamaan sebagaimana ia dipenuhi dengan tirani."15

Dalam hadis lain Ummu Salamah meriwayatkan bahwa ia mendengar Nabi berkata: "Mahdi yang dijanjikan berasal dari keturunanku, yakni dari keturunan Fathimah." 16

Abu Sa`id al-Khudri berkata:

Nabi saw bersabda: "Mahdi kami memiliki dahi yang lebar dan hidung yang mancung. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana ia dipenuhi dengan kezaliman dan tirani. Ia akan memerintah selama tujuh tahun."17

Ali bin Abi Thalib as meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi saw yang memberitahunya perihal Imam al-Mahdi:

Mahdi yang dijanjikan berasal dari keluargaku. Allah akan mengadakan persiapan bagi kemunculannya dalam satu malam.18

Abu Sa`id al-Khudri meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi saw yang menyatakan:

Dunia akan diisi dengan kezaliman dan kerusakan. Pada saat itu, seorang lelaki dari keturunanku akan muncul dan akan memerintah selama tujuh atau sembilan tahun dan akan memenuhi dunia dengan keadilan dan persamaan.19

Rincian yang lebih luas terperikan dalam hadis lain yang dilaporkan oleh Abu Sa`id al-Khudri:

Malapetaka hebat dari arah penguasa mereka akan menimpa umatku ketika Hari Kiamat. Ia berupa bencana yang, dalam kehebatannya, tidak pernah terjadi sebelumnya. Ia merupakan bencana dahsyat sehingga bumi berikut kezaliman dan kerusakan akan terasa sempit bagi penduduknya. Orang-orang beriman tidak akan menemukan tempat perlindungan dari penindasan. Pada saat itu Allah akan mengutus seorang lelaki dari keluargaku untuk memenuhi bumi dengan keadilan dan persamaan sebagaimana ia dipenuhi dengan kezaliman dan tirani. Para penduduk langit dan bumi ridha terhadapnya. Bumi akan menumbuhkan apa yang di atasnya untuknya dan langit akan mencurahkan hujan berlimpah-limpah. Dia akan hidup di tengah-tengah manusia selama tujuh atau sembilan tahunan. Dari semua kebaikan yang Allah turunkan pada penduduk bumi, orang yang meninggal akan hidup lagi.20
................................................................................................................................................................................................................................................
..............................................
hsndwsp masih tersimpan persoalan tentang tulisan ini semoga tidak lama lagi akan mendapat ketetapan yang haq mengenai bagaimana Imam Mahdi al Muntazhar dan Nabi 'Isa bin Maryam (al Masieh) membangun system Islam Murninya sebagai System Islam terakhir sebelum Kiamat Dunia. Apakah melalui Revolusinya ataukah melalui Power khusus yang dikurniakan Allah swt tanpa memakan korban pertumpa han darah sedikitpun. Hemat saya mereka berdua tidak memecahkan salib seba gaimana sangkaan kebanyakan orang tetapi orang Kristiani sendiri yang meme cahkan sendiri setelah mendapat penjelasan dari Nabi 'Isa. Babipun tidak lagi di pelihara, bukan Nabi 'Isa yang membunuhnya. Semua binatang itu Islami tidak bo leh kita manusia membunuhnya kecuali binatang yang halal mdimakan, baru bisa disembelih dengan petunjuk Allah swt.


Ada 2 perkara besar yang terjadi paska nabi 'Isa dan Nabi Muhammad saww. Per tama Nabi 'Isa dipertuhankan. Kedua kenapa perpanjangan keimamahan Nabi Muhammad saww dinafikan. Nabi 'Isa dighaibkan Allah setelah tempat pengajian nya diserbu tentara zalim atas laporan seorang muridnya dimana ketika tentara hendak menangkap Nabi 'Isa untuk disalib, murid Nabi 'Isa yang hypocrite itu dimi ripkan Allah persis Nabi 'Isa hingga disalip walau mengaku diri bukan nabi 'Isa. Se dangkan Nabi 'Isa diselamatkan Allah (baca  Ghaib kubra)


Adalah hal yang sama terjadi terhadap Imam Mahdi dimana ketika beliau lahir, tentara Bani Abbaisiah menggerebek rumahnya tetapi mereka tidak mampu me lihat Imam Mahdi disebabkan dighaibkan Allah swt dengan ghaib syughra. Baru setelah meninggalnya 4 orang wakilnya, Imam dighaibkan dengan ghaib kubra.


Kalau pembaca merasa aneh keghaiban Imam Mahdi, anda juga patut merasa aneh saat Allah menggaibkan Nabi 'Isa. Andaikata anda merasa aneh bagai ma na Imam Mahdi diselamatkan Allah saat tentara menggerebek rumahnya, anda ju ga patut merasa aneh saat Allah menyelamatkan Nabi Musa ketika tentara-tenta ra Fir'un menggerebek rumah bundanya dan bahkan justeru Allah mengirim Nabi Musa ke istana Fir'un dan mendapat lindunganNya via wanita terbaik di Dunia saat itu, yaitu Asiah.(baca isteri Fir'un sendiri)


 Perlu dicamkan:

"Kalau Nabi 'Isa dan Musa hendak dizalimi oleh tentara-tentara kafir, Imam Mahdi hendak dizalimi oleh tentara-tentara yang munafiq alias hypocrite" (baca sepakter jang kaum takfiri sekarang yang berasal dari 80 negara, bergentayangan di Suriah. Islamkah mereka?) 

Saat Imam Mahdi dimunculkan kembali, Imam bertanya kepada penduduk Dunia, kenapa perpanjangan keimamahan Rasulullah dinafikan sebahagian besar ma nusia? Sedangkan Nabi 'Isa as akan menanyakan, kenapa beliau dipertuhankan, padahal beliau memperkenalkan diri sebagai hamba Allah.


Zaman kita ini adalah zaman "penantian", tetapi bukan "penantian pasif" melainkan "penantian aktif". Untuk memahami "keghaiban kubra" Imam Mahdi silakan klik disi ni: http://achehkarbala.blogspot.no/2009/06/kabar-gembira-dalam-al-qur-anulkarim.html


Dizaman penantian inilah maka terjadi bermacam-macam penafsiran tentang Imam Mahdi dan Nabi 'Isa bin Maryam, kenapa? Sebabnya mereka tidak menge nal para Imam sebelumnya, maka terperangkap pada pemikiran tersendiri bagi o rang-orang yang tidak memiliki pemandu paska kenabian. 


Akibat daripada tidak mengenal para Imam yang diutus Allah paska kenabian, maka bermunculanlah orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Imam Mahdi dan Nabi 'Isa bin Maryam serta aliran-aliran yang berbeda satu sama lainnya. Sebagai contoh mari kita lihat di Indonesia. Di Indonesia juga banyak aliran agama yang berbeda satu sama lainnya. Mereka secara mayoritas mengaku Islam Sunni. Diantaranya pengikut Imam abu Hanifah, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Kemudian ada lagi Muhammaddiah, Ahmadiah dan Nahdlatul 'Ulama. Kemudian ada lagi Islam JIL,Wahabi dan Islam Al-Qiyadah. Terahir sekali Islam Syiah Imamiah 12 atau pengi kut Ahlulbayt Rasulullah saww. (mohon maaf kalau ada yang lupa saya sebutkan)


Ironisnya diantara satu sama lainnya kerap terjadi bentrok dan saling sesat-menye satkan atau bahkan saling kafir-mengkafirkan. Bagi kami Islam Syiah Imamiah 12 pantang mengkafirkan pihak lain yang mengaku beragama Islam. Keyakinan kita semua yang mengaku beragama Islam sebetulnya pantang bentrok dengan pihak manapun kecuali untuk membela diri sebagaimana prinsip teguh yang dianut Re publik Islam Iran. Dan realitanya di Iran paska revolusi, rakyat bersatupadu dan rah mat bagi seluruh penduduknya, apapun latar belakang agama mereka. Me ngapa demikian? Jawabannya, firman Allah surah al Kafirun: 


 لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ  


 "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".(QS: 109 : 6)

 (Hanya kaum takfirilah yang tidak beriman dengan ayat tersebut diatas, hingga membunuh siapapun yang berbeda agama dengan mereka, tidak memiliki perike manusiaan)

Belakangan ini penganut Islam mayoritas di Indonesia bersikap arogan terhadap pengikut Islam Ahmadiah Kadian, Islam Al-Qiyadah dan juga Islam Syi'ah Imamiah 12. Islam yang mendapat support dari penguasa dan majlis "Ulama" bahkan sering berdemo dan menyerang Islam Ahmadiah dengan alasan mereka bukan pemeluk Islam. Bagi kita penganut Islam Syi'ah Imamiah 12 sangat pilu melihat serangan terhadap Islam Ahmadiah. Sebab sesuai keyakinan kami, kita harus berpihak kepada kaum mustadhafin. Dalam hal ini Ahmadiah Kadian di Indonesia adalah pihak yang terzalimi daripada persekongkolan 'trinitas berlavel Islam'. 



Kalau alasan mereka bahwa Ahmadiah itu bukan Islam, mereka terperangkap da lam 2 kesalahan fatal. Pertama mereka yang bersatupadu dalam system despotik yang menzalimi kaum mustadfhafin (baca penduduk Indonesia yang hidup mela rat di bawah titi kota Metropolitan, di gubuk-gubuk derita dan di kawasan-kawasan kumuh lainnya), lebih sesat dari pihak yang dituduh sesat. 

Kedua Islam agama yang benar tidak dibenarkan menzalimi pihak non moslem, a palagi Ahmadiah bukan non moslem. Hal ini berdasarkan ayat Allah dalam surah al Kafirun diatas. Kalau begitu kenapa Islam mayoritas di Indonesia resah berhada pan dengan Ahmadiah, Al-Qiyadah dan Syiah? Untuk ini silakan simak jawaban yang diberikan pemimpin Al-Qiyadah bahwa mereka resah disebabkan tidak pu nya konsep yang benar dalam beragama. Silakan saksikan di video ini: 




Kamis, 27 April 2017

MAHMOUD AHMADINEJAD ADALAH PROTOTYPE KEPEMIMPINAN RASULULLAH




RASULULLAH DAN IMAM ALI MEMERINTAH
SEUMUR HIDUP
ARTINYA TIDAK MUNGKIN NEGARA DIPIMPIN PIHAK LAIN SELAGI BELIAU MASIH HIDUP SEBAB ITU ADALAH KEPEMIMPINAN YANG HAQ DARI ALLAH SENDIRI
ALANGKAH JAYANYA REPUBLIK ISLAM IRAN ANDAIKATA AHMADINEJAD MENJABAT PRESIDEN SEUMUR HIDUP SEBAB BELUM ADA DUANYA PRESIDENT
KETELADANAN RASULULLAH DAN IMAM 'ALI
DI DUNIA DEWASA INI


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Ahmadinejad lahir dari seorang Ibu yang bersuamikan seorang pandai besi. Sejak kecil ia dididik dengan sikap tegas, tegar, dan penuh martabat. Ahmadinejad lahir pada tanggal 28 Oktober 1956. Masa kecil dihabiskanya di desa Aridan, dekat kota kecil Gamsar, sekitar 100 km dari Teheran, Ibukota Republik Islam Iran.

Ketika berusia setahun Mahmoud Ahmadinejad pindah ke Iran bersama enam sau daranya yang lain. Kehidupan yang sederhana memoles keperibadiannya yang santun dan apa adanya. Karena ketertarikannya pada dunia teknik maka Mah moud Ahmadinejad melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Amran pada tahun 1975 dan memilih jurusan Arsitektur. Di kampus itulah kesadaran kritis dan militansinya di bentuk.

Ketika di Kampus, Ahmadinejad menjadi pengikut setia aktivis gerakan mahasiswa yang bergaris ideologi ajaran Imam Khomeini. Sejak saat itu ia menjadi pengikut se tia Imam Khomeini, baik dalam prilaku maupun prinsip politiknya sampai sekarang.

Ahmadinejad turut terlibat dalam banyak gelombang protes terhadap  kekuasaan Syah Reza Pahlevi yang korup dan tunduk kepada kepentingan Amerika. Puncak nya Ahmadinejad menjadi orang yang terlibat dalam kelompok pengepungan dan penyanderaan kedubes AS di Iran. Karena Ia tahu bahwa kedutaan itu hanya to peng dari sebuah institusi yang bernama CIA. Sejak saat itu Ahmadinejad paham bahwa biang permasalah dunia adalah kekuasaan keji Amerika Serikat yang suka ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain.

Gelombang protes semakin meningkat dari rakyat dan mahasiswa, meledakkan re volusi besar yang dikomandoi sang Imam besar Ayatullah Imam Khomeini, yang a khirnya membuat Syah Reza Pahlevi terpaksa melarikan diri ke luar negeri. Setelah itu, Iran langsung kembali ke tangan ulama yang tetap memegang teguh sikap anti Amerika yang selalu jadi biang masalah dunia.

Melihat perlakuan rakyat Iran dan mahasiswa seperti itu, Amerika tidak tinggal diam. Melalui muslihat dan kelicikan tingkat tinggi, Amerika memprovokasi Saddam Husein bahwa revolusi Islam Iran yang dikomandai para ulama sangat berpotensi mengan cam keberadaan negara Irak. Maka terjadilah perang Irak – Iran yang berjalan begitu panjang, Imam Khomaeni memanggil putera-putera Iran terbaik untuk pergi ke medan perang. Pemanggilan yang menyentuh tersebut membuat Ahmadinejad re la meninggalkan profesinya sebagai dosen untuk berangkat pergi ke medan pe rang di bagian barat Iran. Cita-cita mati Syahid membuat Ahmadinejad dikenang sebagai seorang pemberani yang tak kenal rasa takut. Keahliannya berperang membuat dirinya dipercaya untuk memegang beberapa operasi militer yang dila kukan di Kirkuk, Irak.

Ketika perang usai Ahmadinejad kembali lagi ke kampus menjadi dosen karena pa ra mahasiswa sudah sangat merindukannya. Di samping berprofesi sebagai dosen, Ahmadinejad juga menjabat sebagai staf ahli kebudayaan dari kementerian pendi dikan tinggi di Iran. Sebelum itu jabatan politik usai perang adalah menjadi wakil gu bernur, kemudian gubernur Maku dan Khoy. Kepribadian dan kesantunannya yang membuat Ahmadinejad terpilih sebagai gubernur Provinsi Ardabil dari tahun 1993 sampai Oktober 1997. Selama menjabat banyak prestasi yang menakjubkan ber hasil diraih Ahmadinejad. Ketika gempa menggetarkan Iran dengan cekatan Ah madinejad berhasil merekonstruksi 7500 unit rumah penduduk yang hancur dalam waktu 7 bulan.

Saat menjabat sebagai walikota Taheran, Ahmadinejad mendapat penghargaan dari dunia Internasional sebagai 65 Walikota Terpilih Dunia. Ahmadinejad selalu ma suk kantor pukul 06. 00 pagi sampai pukul 24. 00 dan menghabiskan waktu untuk membereskan semua urusan warga kota. Bahkan dia hanya sekali tidak masuk kerja karena sakit, itu pun hanya setengah hari.

Sebagai walikota kehidupannya sangat sederhana, hanya memiliki mobil berusia 30 tahun, rumah berusia 40 tahun dengan lebar 175 meter persegi dan berada diper kampungan distrik kelas bawah di Taheran Timur. Memiliki dua rekening, tetapi yang satu kosong, sedangkan lainnya digunakan untuk menerima gaji mengajarnya.

Ketika ada tamu datang ke rumahnya dan disuguhkan minuman yang tanpa es ma ka sang tamu bertanya, kenapa tidak pakai es? Pembantu yang menyusuhkan itu bilang: lemari es rusak dan belum ada uang untuk memperbaikinya. Bahkan pernah suatu hari Ahmadinejad menegur anaknya yang terlalu lama mengakses internet, karena dirinya tak cukup banyak uang untuk membayarnya.

Ketika listrik mati di Iran maka sejumlah pegawai membawakan mesin pemanas ke rumahnya. Ahmadinejad menolak dengan berkata: ”Kalau rakyatku dan kaum mus tadh’afin menggigil kedinginan, mengapa pula aku harus bersenang-senang de ngan mesin pemanas ini.

Saat terpilih menjadi presiden kalimat pertama yang diucapkannya ”Saya bukan lah presiden, saya adalah pelayan rakyat.” Kemudian menghimbau kepada masya rakat untuk tidak memasang ucapan iklan selamat sekaligus melarang fotonya dipasang di semua kantor.

Pendidikan gratis untuk sekolah pemerintah, dari SD hingga perguruan tinggi meru pakan salah satu kebijakan yang ditempuh, disamping kebijakan perumahan un tuk mereka yang miskin. Rumah untuk mereka yang miskin sekaligus tahan gempa adalah kebijakan politik pemerinatahn Iran di bawah pimpinan Ahmadinejad .

Ahmadinejad adalah presiden yang kritis, berani, dan tegas. Ia tetap memperta hankan pembangunan uranium walaupun banyak tekanan Internasional yang me nganggap bahwa Iran akan membuat nuklir dan mengancam perdamaian dunia.

Penasehat Presiden Ahmadinejad, Muhammad Ali Takshiri, mengungkapkan kebu sukan masyarakat Internasional katanya: ” Dunia sedang terpecah. PBB yang seha rusnya menjadi penjaga perdamaian, tidak bisa menjalankan tugasnya. Amerika ti dak bisa membuktikan langkah pengayaan Uranium yang jadi keputusan politik pe merintahan Iran sebagai kekeliruan. Amerika sudah tahu membesar-besar masalah ini melalui media massa.

Mengenai hal tersebut Ahmadinejad berkata; ”Kami sama sekali tidak mengingin kan ketegangan hubungan di dunia, bahkan kami mendambakan perdamaian dan ketentraman di dunia. Akan tetapi, kami tidak berhak menerima pemaksaan.”

Saat melawat pertama kali keluar negeri, Ahmadinejad terlebih dahulu menda tangi markas Besar PBB yang berkedudukan di New York. Ia menyampaikan berba gai usulan mengenai tata dunia baru yang menurutnya lebih berprinsip keadilan, kesetaraan, spiritualitas dan penghapusan diskriminasi. Selain itu, mengkritik  hak ve to pada segelintir negara adi daya yang menurutnya merupakan cerminan dis kriminasi di tubuh PBB.  Ahmadinejad berkata: ”Tabiat barat dari dulu sampai seka rang ingin menguasai dunia dan menjadikan banyak negara sebagai jajahan. Kita bisa melihat banyak negara diktator, tetapi karena mereka kawan, Barat dan Ame rika tetap saja melindunginya. Bahkan mereka menganggapnya sudah menerap kan demokrasi.”

Presiden Partai Malaysia (PAS), berkomentar tentang Ahmadinejad: ”Orang geram kepada Mahmoud Ahmadinejad sebab dia yang perintah dunia, bukan dunia yang memerintahnya. Amerika tidak tahu jalan berfikir semacam ini. Ini menunjuk kan pikiran keliru presiden PAS Malaysia sama kelirunya macam presiden PPP Indo nesia yang menggunakan lavel Islam tetapi sepakterjangnya tidak Islami.


KETELADANAN RASULULLAH HANYA BARU KITA SAKSIKAN PADA DIRI PRESIDEN REPU BLIK ISLAM IRAN, MAHMOUD AHMADINEJAD.

Barulah kini kita saksikan kepemimpinan Rasulullah muncul kembali di Republik Islam Iran dibawah kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad. Saya gagal memahami ke napa di RII kepemimpinan itu hanya berlaku dalam kurun waktu 4 tahun dan maksi mal 2 kali 4 tahun, sementara Rasulullah dan penerusnya baik yang ditunjukkan be liau maupun yang dipilih rakyat, memimpin selama hidup kecuali dilengserkan rak yatnya yang sadar akibat penyelewengan kekuasaan yang sudah mencapai kli maksnya.

Mengapa kita menggarisbawahi kepemimpinan Ahmadinejad?
Realitanya Nabi muhammad memilih kehidupan yang sangat sederhana sungguh pun Allah swt telah mengutuskan Malaikat untuk menanyakan beliau apakah mengi ngin kan kerajaan macam Nabi Sulaiman tanpa dikurangi sedikitpun haknya diakhi rat ke lak? Nabi menjawab bahwa beliau lebih senang hidup "Lapar satu hari dan ke nyang dihari lainnya".

Beliau menjelaskan bahwa saat lapar beliau dapat merasakan bagaimana pende ritaan orang-orang miskin hingga beliau berdaya upaya untuk membebaskan me reka dari "belenggu penindasan" yang datang dari penguasa yang menjauhkan mereka dari pembendaharaan Dunia (baca bahwa milik negara sama dengan mi lik Rakyat tetapi dibawah kepemimpinan hypocrite hanya digunakan sebagai selo gan ko song belaka). Disaat beliau kenyang, beliau dapat merasakan bagaimana nikmat nya anugerah Ilahi.

Ketika Imam Ali memimpin komunitas Islam "gudang baitalmal" dibuka dan dibagi kan kepada seluruh rakyat, sama jumlahnya tanpa pandang bulu. Demikian juga gaji bulanan yang membuat sebahagian 'pembesar' bawahannya membelot de ngan alasan yang tidak masuk akal. Ketika pembesar itu ditanyakan kenapa mem belot, mereka menjawab bahwa Imam tidak bijak sana dimana menurut pembelot tersebut seharusnya Imam bermusyawarah dengan mereka ketika mengambil su atu keputu san. Mereka juga menuduh Imam menghina mereka dimana gaji mere ka disamakan dengan rakyat yang yunior.

Imam menjawab: "Kalau ada hal yang tidak kuketahui hukumnya baru kuajak kali an bermusyawarah. Aku menyaksikan sendiri Rasulullah tidak pernah membedakan hak rakyatnya baik kepada senior maupun yunior"

Nampaknya kebiasaan yang ditempuh Umar membedakan para senior dan yunior yang tidak dipraktekkan zaman Nabi dan Abubakar, dilanjutkan oleh Usman hing ga para senior sudah terbiasa hidup lumaian dalam kurun waktu yang lama (baca priode Umar dan Usman). Tidak pernah mereka duga bahwa Imam Ali akan me ngembalikan persis sebagaimana diterapkan Rasulullah sendiri.

Para senior itu adalah Talhah bin Ubaidillah dan Zbubair bin Awwam cs. Mereka akhirnya masuk "perangkap" Muawiyah bin Abi Sofyan bin Harb.

 Akhirnya kepemimpinan garis keturunan Rasulullah yang digugat sebahagian 'para Senior' yang dianggap bertentangan dengan paham 'demokrasi', diserobot oleh keturunan Abu Sofyan bin Harb yang ternenal dengan nama "Bani Umaiyyah" dima na para pengikut Ahlulbayt dianggap manusia kelas dua. Mereka tidak mampu ber pikir bahwa kedaulatan Allah dan Rsulnya tidak dapat dinafikan oleh kedaulatan rakyat (demokrasi). Kedaulatan rakyat yang benar adalah kedaulatan yang ber platformkan kedaulatan Allah. Saat itulah kalimat "fi sabilinnas sama dengan fi sabilil lah", dimana "Ummah dan Imamah" berada pada poros Allah dan Rasulnya (Ali Sya riati - Ummah dan Imamah). Realitanya fenomena tersebut baru kita saksikan diba wah kepemimpinan Dr Mahmoud Ahmadinejad Iran)

Apa yang membuat Zubeir cs berobah sepak terjangnya, dimana dulunya beliau pengikut setia Imam Ali? Jawabnya "materi". Manusia kerap dicoba Allah swt de ngan tahta, harta dan wanita (3 ta)

Kebanyakan politikus jaman kita ini mengira bahwa kewibawaan pemimpin terletak pada harta (baca mobil mewah, Rumah luck (istana), gaji tinggi dan pakaian atau penampilan yang mentreng. Realitanya Ahmadinejad mampu menafikan ke empat faktor tersebut.

Pertama Ahmadinejad tidak mengambil gaji sebagai presiden. Beliau hanya hidup dengan honor mengajar di suatu University sekitar 2,5 juta rupiah perbulan. Adakah pemimpin lainnya yang mampu berbuat macam Ahmadinejad? Akankah calon presi den Iran kali ini juga tidak mengambil gajinya? Mari kita "wait and see"

Ahmadinejad tinggal dirumah warisan orang tuanya yang sangat sederhana dan menolak pindah kerumah mewah 'tawaran negara', sebagaimana lazimnya buda ya yang menyimpang dari budaya Rasulullah dan para Ahlulbaytnya sendiri.

Ahmadinejad tidak mau menggunakan mobil mewah sebagai kendaraan pribadi nya, apalagi helikopter pribadi macam kebanykan presiden lainnya. Kendaraan pri badinya mobil merek Paygon buatan tahun 1966, namun akhirnya dilelang buat ka um mustadhafin.

Ahmadinejad berpakaian yang sangat sederhana (baca pakaian rakyat). Beliau masih sering menggunakan sepatu bolong yang sepertinya dianggap mustahil bagi presiden negara manapun sekarang ini.

Ahmadinejad tidak makan makanan mewah dan mampu menahan diri dari maka nan yang mewah. Bayangkan bagaimana isterinya membara ransum kekantor presi den dan Ahmadinejad makan dengan nikmatnya, sementara di kebanyakan nega ra lain tingkat Camat saja hampir tidak lagi makan makanan buatan isterinya tetapi terbiasa makan diwarung-warung mewah.

Ahmadinejad, Contoh Pemimpin yang Tidak Takut Ancaman.
Saat berpidato di Libanon beliau tidak menggunakan podium jaminan teror tetapi memilih berdiri di tempat terbuka dan realitanya beliau selamat. Saat dirinya ber kunjung ke kota pesisir selatan Bandar Abbas, ada rekaman video berita tersebut ke mudian diunggah oleh seseorang di situs youtube. Dalam sehari, sedikitnya 200 ribu orang sudah menontonnnya. Dalam video itu, Ahmadinejad tampak berdiri dengan kepala menyembul di atap mobilnya. Beberapa orang dalam kerumunan itu tam paknya pendukung presiden dan ingin menjabat tangannya.

Mobil berjalan melalui jalan di tengah lalu lintas yang padat, dikelilingi oleh penja ga. Laju mobil terhenti ketika sekelompok orang menahannya. Seorang pria mulai berteriak berulang-ulang, “Ahmadinejad, aku lapar!”. Para penjaga dan orang-o rang di sekitarnya kemudian bersalawat. Pasukan Garda Revolusi juga berteriak pa da kerumunan, “Kembalilah!”

 Hal ini semakin menegaskan sosok Ahmadinjead sebagai seorang pemimpin yang tidak takut ancaman. Banyak tulisan yang menggambarkan hal tersebut, namun ba gi sebagian orang mungkin akan dinilai sebagai mitos atau sesuatu yang terlalu di besar-besarkan oleh pendukung Ahmadinejad. Kini justru pihak baratlah yang se cara tidak langsung ikut menegaskan hal itu. Perlu kita pertanyakan, mungkinkah hal tersebut terjadi dan dilakukan oleh presiden negara-negara lain? Sangat sulit me ne mukan contoh yang lain. Mungkin Evo Morales (Presiden Bolivia) dan Hugo Chavez (Presiden Venezuela) adalah sosok yang relatif mirip Mahmoud Ahmadi nejad, tetapi tidak banyak informasi yang menguatkannya. Sementara presiden-presiden lain hanya melakukannya pada saat kampanye pencalonannya, bukan pada saat menjabat. Setelah itu seorang presiden adalah seorang figur yang seperti menara gading, yang tak terjangkau oleh rakyatnya. Komunikasi presiden dengan rakyatnya hanya melalui media, baik elektronik maupun cetak, yang sekaligus digunakan sebagai media pencitraan.

Kita cukupkan sampai disini saja kepemimpinan Rasulullah saww yang baru mampu diteladani bangsa Iran, Mahmoud Ahmadinejad, semoga paska Ahmadinejad akan muncul 'Ahmadinejad-ahmadinejad' lainnya. Andaikata kali ini tidak ada yang mam pu macam Ahmadinejad, semoga 4 tahun kemudian rakyat mayoritas akan me nampilkan kembali Mahmoud Ahmadinejad hingga RII tetap jaya, Aamin ya Rabbal 'aa lamin.


(angku di Tampok Donja; Acheh - Sumatra)