Senin, 12 Desember 2016

CUPLIKAN SEJARAH ISLAM, WAFAT NABI DAN SUKSESI DI SAQIFAH






Bab 18. Nas bagi Imam Ali 
Al­Qur’an Tentang Keluarga Para Nabi



Dalam Al­Qur’an diceritakan tentang para Nabi yang berdoa kepada Allah swt bagi keluarganya, dan memohon kepada­Nya untuk menuntun keturunan mereka. Allah swt selalu mengabulkan doa para Nabi dengan memberikan berkah­Nya kepada keturunannya, agar anak cucu Nabi itu dapat melestarikan ajaran orang tua dan datuk kakek mereka, mencontohi kesalehan orang tua mereka, dan menjaga jalan yang lurus’ yang diajarkan Nabi itu, yaitu dzurriyah, al, ahl, dan qurba. Dzurriyah, misalnya, yang berarti keluarga, turunan atau keturunan langsung, terdapat dalam 32 ayat al­Qur’an. Misalnya, Allah SWT berfirman:

(Ingatlah) ketika Ibrahim mendapat ujian dari Tuhannya untuk memenuhi beberapa suruhan, lalu ia menunaikannya. Berfirman (Allah), ‘Akan kujadikan kau pemimpin (imam) bagi manusia’. (Ibrahim memohon) ‘Dari keturunanku (dzurriyati), juga jadikan pemimpin­pemimpin)’. Menjawab (Tuhan) dan berfirman. ‘Janji­Ku tidak berlaku bagi orang yang zalim. 569

Di bagian lain, Ibrahim as berdoa kepada Allah SWT: 
‘Tuhan kami! Aku telah menetapkan sebagian keturunanku di lembah tanpa tanaman, dekat Rumah­Mu yang suci. Tuhan kami! Supaya mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia mencintai mereka, dan berilah mereka rezeki buah­buahan, supaya mereka berterima kasih’. 570


Doa ini dikabulkan Allah: 
Mereka yang diberi nikmat oleh Allah, para Nabi keturunan Adam dan (keturunan) mereka, yang Kami bawa bersama Nuh (dalam bahtera), keturunan Ibrahim dan Isra’il, dan (keturunan mereka) yang Kami beri petunjuk dan Kami pilih. Bila dibacakan kepada mereka ayat­ayat Allah Yang Maha Pemurah, mereka tunduk bersujud dan berurai air mata. 571

Dan semua ahli tafsir sependapat bahwa Nabi Muhammad saw adalah dari keturunan (dzurriyah) Ibrahim. Dalam ayat yang lain Nabi Muhammad disebut sebagai keluarga (al) Ibrahim: 

Sungguh Allah telah memilih Adam dan Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran di atas segala bangsa. 572


Istilah al (keluarga) seperti pada ayat di atas terdapat pada 26 ayat Al­Qur’an yang berhubungan dengan keturunan para Nabi, serta berkah khusus yang dilimpahkan kepada mereka.

Di bagian lain Allah SWT berfirman: 
Ataukah mereka dengki kepada manusia, karena Allah memberi mereka sebagian dari karunia­ Nya? Sungguh, telah Kami beri keluarga Ibrahim Kitab dan Hikmah, dan Kami beri mereka kerajaan yang besar. 573


Istilah ahl (keluarga) mempunyai arti yang sama dengan al. Tetapi, bila dirangkaikan dengan bait (rumah) menjadi ahlu’l­bait, maka yang dimasukkan adalah keturunan langsung, seperti terdapat pada ayat Al­Qur’an yang berikut:
Allah hanya hendak menghilangkan (segala) kenistaan daripadamu, ahlu’l­bait (Rasul Allah), dan menyucikan kamu sebersih­bersihnya. 574

Jumhur atau kebanyakan ulama berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan ahlu’lbait dalam ayat itu adalah putri Nabi Fathimah, sepupu dan menantu beliau ‘Ali bin Abi Thalib, serta kedua cucu yang sangat beliau cintai Hasan dan Husein.

Hadis Kisa 
Hadis Kisa yang menyangkut turunnya ayat ini, diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib, ummu’l­muminin ‘A’isyah dan ummu’l­muminin Ummu Salamah, ‘Abdullah bin ‘Abbas, ‘Umar bin Abi Salmah, Abu Said al­Khudri, Sa’d bin Abi Waqqash, Anas bin Malik dan lain­lain.


569 Al­Qur’an, al­Baqarah (II), 124. 570 Al­Qur’an, Ibrahim (XIV), 37. 571 Al­Qur’an, Mariam(XIX), 58 572 Al­Qur’an, Ali Imran (III), 33. 573 Al­Qur’an, an­Nisa’ (IV), 54. 574 Al­Qur’an, al­Ahzab (XXXIII), 33.
Ummu Salamah berkata: “Ayat Allah hanya hendak menghilangkan (segala) kenistaan daripadamu, ahlu’l­bait (Rasul Allah), dan menyucikan kamu sebersih­bersihnya turun di rumahku. Dan di rumahku ada tujuh, Jibril dan Mikail as., ‘Ali, Fathimah, Hasan dan Husain ra dan saya berada di dekat pintu rumahku.” 

“Aku bertanya: ‘Ya Rasul Allah apakah saya tidak termasuk ahlu’l­bait?” Rasul menjawab: ‘Sesunggulmya engkau dalam kebaikan, engkau adalah istri Rasul’. Di bagian lain Rasul menutup ‘Ali, Fathimah, Hasan dan Husain dengan kain (Kisa’), lalu turunlah ayat di atas sehingga dinamakan Hadis Kisa’ dan ‘Ali, Fathimah, Hasan dan Husain dinamakan Ahlul Kisa’. 575


Istilah lain, yakni qurba (berasal dari kata qaruba yang berarti dekat) dimaksudkan juga keturunan langsung dari seseorang, seperti tersebut pada firman Allah dalam Al­Qur’an: 
Itulah (karunia) yang Allah kabarkan beritanya yang gembira kepada hamba­hamba­Nya yang beriman dan melakukan amal kebaikan. Katakanlah, ‘Tiada kuminta kepadamu upah untuk itu, hanya kasih sayang kepada keluarga (qurba)’. Dan barangsiapa yang memperoleh kebaikan Kami akan tambahkan pula kepadanya kebaikan. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Berterima kasih. 576


Dan sekali lagi, jumhur sependapat bahwa istilah qurba (keluarga) di sini memaksudkan keluarga Muhammad saw, yaitu Fathimah az­Zahra’ ‘Ali bin Abi Thalib, Hasan serta Husain. Tentu yang dimaksudkan dengan jumhur (mayoritas) disini adalah tokoh­tokoh Sunni yang mempertimbangkan ‘Enam Kitab Shahih’, ash­shihah as­sittah, dalam menafsirkan ayat tersebut di atas. Sebab bagaimanapun juga ‘Enam Kitab Shahih’ yang ditulis oleh enam tokoh terpercaya Ahlus Sunnah seperti Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan disini penulis tidak bermaksud mengabaikan pemikir­pemikir besar seperti Imam Ibnu Taimiyah, tapi penulis tidak memasukkan tokoh­tokoh seperti Ibnu Taimiyah tersebut karena pertimbangan di atas. Misalnya Ibnu Taimiyah dalam bukunya Minhaj al­Karamah fi ma’rifah al­Imamah menyangkal Musnad Ahmad dan hadis Bukhari serta Muslim, menganggap Iman Ahmad dan orang­orang sejenisnya sebagai orang­orang bodoh yang tidak mengetahui dan tidak mau mempelajari kitab­kitab ilmuwan (ahlul ilm) dan bahwa Imam Ahmad membohongi ‘kesepakatan ilmuwan’, di antaranya ayat Surat Asy­Syura di atas. Sebab ayat tersebut adalah Makkiah menurut ‘kesepakatan’ Ahlus Sunnah sedang ‘Ali belum lagi kawin dengan Fathimah dan Hasan serta Husain belumlah lahir. Ia menyangkal penyaksian Ibnu ‘Abbas. Alasan­alasannya memang cukup banyak dan menarik untuk dipelajari. Tetapi Ibnu Taimiyah tidak memberikan alasan sedikit pun mengapa ia memasukkan Asy­Syura ayat 23 tersebut (juga ayat 24, 25 dan 26) sebagai ayat­ayat Makkiah. Lagi pula, andaikata ayat ini ditujukan kepada seluruh kaum Quraisy Makkah seperti dikatakan Ibnu Taimiyah, atau sebagai ‘kesepakatan ilmuwan’, maka konteks ayat ini menjadi tidak terpahami. Bagaimana mungkin ayat ini ditujukan kepada kaum Quraisy sedang bunyi ayat itu: Tiada kuminta kepadamu upah untuk (tablighku) itu, hanya kasih sayang kepada keluarga (qurba) sedang mereka tidak menerima tabligh Rasul Allah, malah menyiksa, menghina, memburunya sehingga sebagian Sahabat berhijrah ke Habasyah dan Rasul serta sebagian Sahabat lagi berhijrah ke Madinah?

Dalam hadis Ibnu Abbas, diceritakan pertengkaran ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib dengan orang Anshar. Abbas merasa terhina dan menyampaikannya kepada Rasul. Kemudian terdengar bisikan yang sampai kepada Rasul bahwa kaum Anshar pernah berkata bahwa Rasul dikeluarkan oleh kaumnya, orang Quraisy Makkah, dan beruntunglah ada orang Anshar yang melindungi beliau. Setelah itu orang Anshar merasa menyesal dan ingin mengorbankan seluruh harta dan apa yang ada pada mereka untuk Allah dan RasulNya. Sebagai jawaban, turunlah ayat di atas. Dan tatkala Ibnu ‘Abbas ditanya tentang maksud dari istilah qurba dalam ayat tersebut, Ibnu Abbas menjawab: al (keluarga, ahlu’l­bait) Muhammad saw’. Dan dengan demikian, hadis ini berhubungan dengan hadis­hadis Tsaqalain, Manzilah, Pintu Ilmu, Kisa’, Safinah, al­Haqq, Dakwah Kepada Keluarga Dekat, Hadis Qasim dan masih banyak hadis lain yang tercantum dalam Enam Kitab Shahih dan buku­buku Sunni terpercaya lainnya yang berhubungan dengan keutamaan dan kedudukan Fathimah, ‘Ali, Hasan dan Husain.

575 Riwayat Ummu Salamah dalam tafsir ayat tersebut, Suyuthi, Tafsir, jilid 5, hlm. 198­199; Shahih Tirmidzi, jilid 13, hlm. 248; Musnad Ahmad, jilid 6, hlm. 306; Usdu’l Ghabah, jilid 4, hlm. 29, jilid 2, hlm. 298; Tahdzib at­Tahdzib, jilid 2, hlm. 297; Mustadrak ash­Shahihain, jilid 2, hlm. 416, jilid 3, hlm. 147; Sunan al­Baihaqi, jilid 2, hlm. 150; Usdu’l­Ghabah, jilid 5, hlm. 521, 589; Tarikh Baghdad, jilid 9, hlm. 126; Musnad Ahmad, jilid 6, 292. Yang berasal dari Ibnu ‘Abbas: Musnad Ahmad, jilid 1, hlm. 330; an­Nasa’i, Khasha’ish, hlm. 11; Muhibbuddin, Ar­Riyadh an­Nadhirah, jilid 2, hlm. 269; Majma ‘az­Zawa’id, jilid 9; hlm. 119, 207; Durrul­ Mantsur dalam tafsir ayat Al­Qur’an 33:33. Dalam Riwayat Sa’d bin Abi Waqqash, Shahih Muslim, jilid 7, hlm. 120. Khasha­ish an­Nasa’i, hlm. 4­5, Shahih Tirmidzi, jilid 12, hlm. 171­172 dan lain­lain. 576 Al­Qur’an, asy­Syura (XLII), 23.

Lebih dari seratus ayat Al­Qur’an memuat doa untuk mendapatkan anugerah khusus dari Allah SWT, dan terkabulnya doa tersebut menunjukkan bahwa kesucian keluarga Rasul pada masa itu tidaklah dapat diragukan. Dan tidaklah dapat disangkal keutamaan keluarga Rasul dalam bidang agama, sekurang­kurangnya pada zaman itu. Tidak ada suatu suku Arab ­seperti suku Taim bin Murrah (suku Abu Bakar) atau dari suku Banu ‘Adi bin Ka’b (suku ‘Umar)­ yang dapat disamakan, dilihat dari segi agama, dengan Banu Hasyim (dalam hal ini, ‘Ali bin Abi Thalib). ‘Ali adalah cicit dari Hasyim dan cucu ‘Abdul Muththalib, anak dari paman Rasul Abu Thalib yang merawat Muhammad saw yang yatim piatu itu. ‘Ali adalah kawan Rasul yang paling dekat, yang kemudian diangkat Rasul sebagai saudaranya sebelum dan sesudah hijrah. Kalau Khadijah adalah orang pertama, maka ‘Ali adalah laki­laki pertama yang masuk Islam. ‘Ali adalah suami Fathimah yang memberikan kepadanya Hasan dan Husain, cucu yang sangat dicintai Muhammad saw, yang bahkan disebut beliau ‘anak­anakku’.
'
Hadis al­Ghadir 
Tatkala ‘Ali menjadi khalifah, sekali ia mengumpulkan orang banyak di pekarangan masjid, lalu ia berkata kepada mereka: 
Aku menghimbau, demi Allah, kepada setiap orang di antara kalian yang telah mendengar apa yang diucapkan Rasul Allah saw pada peristiwa Ghadir Khumm, agar berdiri dan memberikan kesaksiannya mengenai apa yang telah didengarnya. Dan hendaklah jangan berdiri selain mereka yang benar­benar telah menyaksikan Rasul Allah dengan kedua matanya dan kedua telinganya.

Maka berdirilah tiga puluh orang di antara para sahabat, dua belas di antaranya adalah pejuang Badr. Dan mereka memberikan kesaksian bahwa Rasul Allah saw telah mengangkat lengan ‘Ali dan bersabda: ‘Bukankah kalian ­semua mengetahui bahwa diri saya adalah yang paling utama menjadi wali bagi diri Anda, lebih dari diri Anda sendiri? ‘Mereka menjawab, ‘Benar’. Dan beliau berkata lagi, ‘Barangsiapa yang mengakui saya sebagai maulanya, maka inilah saudaranya! Ya Allah, cintailah siapa yang memperwalikannya, dan musuhilah siapa yang memusuhinya!’ 577

Dengan kata lain, ‘Ali bin Abi Thalib berpendapat bahwa ia telah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya. Suatu hal yang menarik dari riwayat ini ialah adanya tiga orang yang tidak mau berdiri dan memberikan kesaksiannya pada waktu itu, meskipun ketiganya ikut menyaksikan pidato Rasul di Ghadir Khumm, dan ‘Ali menyumpahi mereka. Malah di Ghadir Khumm sendiri pun pada masa itu, seorang yang bernama Harits bin Numan al­Fihri telah membangkang terhadap Rasul dan menuduh beliau belum juga merasa puas dengan agama yang disampaikannya, ‘dan mengangkat lengan sepupu Anda (‘Ali) dan mengutamakannya di atas kami semua’, dan pergilah ia meninggalkan Rasul.

Suatu keanehan, ‘Umar bin Khaththab, yang pada waktu Rasul habis berpidato datang memberi selamat kepada ‘Ali sebagai pemimpin umat sesudah Rasul, telah ‘merampas’ kekhalifahan ‘Ali ­ meminjam istilah ‘Ali sendiri­ meskipun ia telah mengetahui hak ‘Ali untuk kekhalifahan ‘seperti roda dari sebuah kincir’.

Kuatnya hadis Ghadir Khumm ini tidak dapat disangkal. Di antara para ahli yang menguatkan hadis ini ialah Imam Ahmad bin Hanbal, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Dawud, dan penulis­ penulis Sunni lain, seperti Ibnu Atsir dalam Usdu’l­Ghabah, Ibnu ‘Abdil Barr dalam Isti’ab, Ibnu ‘Abdu Rabbih dalam al­’Iqd al­Farid, dan Jahizh dalam ‘Utsmaniyyah. Lebih dari seratus saluran isnad yang berbeda­beda dan paling sedikit 110 Sahabat yang telah menyampaikan kesaksiannya, dan tercatat dalam buku­buku sejarah Sunni membuktikan kuatnya hadis ini. Ibnu Katsir, seorang Sunni yang fanatik, menulis tujuh setengah halaman tentang peristiwa ini. 

Setelah melakukan ibadah Haji Perpisahan (Hajjatu’l­Wada) bersama jemaah haji, Rasul berhenti di Ghadir Khumm. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Dzul Hijjah tahun 10 Hijriah, 73 hari sebelum wafatnya Rasul Allah saw, 12 Rabi’ul Awal, tahun 11 Hijriah. 
Ghadir Khumm adalah suatu tempat beberapa kilometer dari Makkah ke arah Madinah. Tempat berpaya dan ditumbuhi beberapa pohon rindang ini merupakan sebuah persimpangan. Disini mereka berpisah ke berbagai jurusan. Ada yang ke arah Madinah, Mesir dan Syria. '

Di tempat ini pada siang hari itu turunlah ayat Al­Qur’an: 
577 Musnad Imam Ahmad, jilid 4, hlm. 370; jilid 1, hlm. 119.
‘Hai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan­mu. Jika tiada kau melakukannya, tiadalah kau menyampaikan amanat­Nya. Allah akan melindungi mu dari orang (yang berniat jahat). Sungguh, Allah tiada memberi petunjuk orang yang ingkar.’ 578

Bahwa ayat yang terkenal dengan nama ayat tabligh (sampaikan) turun dalam pe ristiwa ‘Ali bin Abi Thalib di Ghadir Khumm, diriwayatkan oleh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath­Thabari yang berasal dari Zaid bin Arqam 579 , Ibnu Hatim dari Said al­Khudri dan Ibnu Mardawaih juga dari Sa’id al­Khudri. Yang lain dari Ibnu Mas’ud dan berpuluh­puluh rangkaian isnad yang tidak mungkin dikemukakan disini.

Mufasir Sunni yang kenamaan Jaliluddin Suyuthi (849­911 H/1445­1505 M) dalam tafsirnya ad­ Durru’l­Mantsur meriwayatkan dari Abu Said al­Khudri bahwa ayat ini diturunkan di Ghadir Khumm berkenaan dengan ‘Ali bin Abi Thalib. Begitu pula Sulaiman bin Ibrahim bin Muhammad at­Hanafi (1220­1294 H/1805­1877 M) dalam tafsirnya, Yanabi’u’l Mawaddah; Abu Salim bin Thalhah asy­Syafi’i dalam tafsirnya Mathalibu’s­Sa’ul, dan lain­lain.

Dalam tafsirnya, Suyuthi mencatat riwayat dari Ibnu Mas’ud yang mengatakan: Pada waktu Rasul masih hidup, kaum Muslimin membaca ayat itu (dengan pengertian) demikian: 
Hai, Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu bahwa ‘Ali adalah wali mu’minin, dan jika tiada kau melakukannya, tiadalah kau menyampaikan amanatnya. Allah akan melindungimu dari orang (berniat jahat). Sungguh Allah tiada memberi petunjuk orang yang ingkar. 580


Karena polemik yang yang kelewat batas, ada yang berusaha menerangkan bahwa ayat ini turun berkenan dengan takutnya Rasul kepada orang Kristen dan Yahudi. Tetapi pada musim haji perpisahan ini tidak ada orang Kristen dan Yahudi di sana yang harus ditakuti Rasul, karena yang hadir pada masa itu hanyalah kaum Muslimin. Dan ayat­ayat mengenai Ahlul Kitab telah turun lama sebelumnya. 

Setelah turun ayat tabligh tersebut beliau lalu menunggu orang­orang yang berjalan di belakang sambil menyuruh orang memanggil mereka yang di depan. 581 Rasul Allah melarang para Sahabat berhenti di bawah pohon­pohon yang tersebar di dalam lembah itu, dan memerintahkan membersihkan duri­duri yang berhamburan di bawah pohon­ pohon tersebut. Beliau kemudian memerintahkan shalat berjemaah. 582


Beliau juga menyuruh menjadikan batang­batang pohon sebagai tiang untuk mem bangun kemah dengan merentangkan kain untuk berteduh dari sengatan matahari. 583
Setelah shalat dzuhur pada tengah hari yang menyengat, 584 beliau mengucapkan ‘Alhamdulillah, memuji Allah SWT, lalu menyampaikan khotbahnya. Setelah mengu capkan apa yang dikehendaki Allah SWT untuk disampaikarmya, beliau berucap:
"Wahai manusia, hampir tiba saatnya aku akan dipanggil dan aku pasti akan memenuhi panggiln itu. Dan aku akan dimintai pertanggungjawaban, maka apa yang akan kamu katakan?" 

Mereka menjawab: "Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan dan telah memberi nasihat dengan tulus. Semoga Allah memberi balasan yang sebaik­baiknya".

Lalu Rasul Allah saww berkata lagi: Bukankah kalian bersaksi bahwa tiada Tuhan melainka Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, dan bahwa Surga­Nya adalah benar, dan Neraka adalah haq?. Jemaah: Kami bersaksi seperti yang engkau sampaikan!. Rasul Allah saww: Ya Allah saksikanlah!. Apakah kamu mendengarkan? '
578 Al­Qur’an, al­Ma’idah (V): 67. Diriwayatkan oleh al­Hakim al­Kaskani dalam Syawahid at­Tanzil, jilid 1, hlm. 192­193. 579 Thabari, Thabaqat al­Kubra, jilid 2, hlm. 162­169. 580 Sayuthi, ad­Durru’l­Mantsur, hlm. 289. 581 Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 213. Bahwa Rasul Allah menyuruh memanggil sebagian kafilah yang telah meninggalkan Ghadir Khumm agar kembali berkumpul dapat dibaca dalam Nasai, al­Khasha’ish, hlm. 25 dari isnad yang berasal dari Sa’d bin Abi Waqqash yang berbunyi: Kami bersama Rasul Allah di jalan Makkah dan setelah sampai di Ghadir Khumm orang­orang semua berhenti. Kemudian Rasul Allah menyuruh (memanggil kembali orang­orang yang telah mendahuluinya, dan menunggu orang­orang yang di belakang, lalu Rasu1mengumpulkan orang­orang yang mengitarinya.. 582 Musnad Ahmad, jilid 4, hlm. 281; Sunan Ibnu Majah, Bab Fadha’il ‘Ali; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 209­ 210. 583 Musnad Ahmad, jilid 4, hlm. 372; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 212. 584 Musnad Ahmad, jilid 4, hlm. 281; Sunan Ibnu Majah, Bab Fadha’il ‘Ali; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 212.
Jemaah: Betul! 
'
Rasul Allah saww: Wahai manusia sekalian, ketahuilah bahwasanya aku akan menjadi pendahulumu meninggalkan dunia ini, dan aku akan menunggumu di telaga Haudh. Haudh yang lebih luas dari (daerah antara) Bashra (sebuah kota dekat Baghdad atau dekat Damaskus pen.) sampai ke Shan’a di mana tersedia gelas­gelas perak seba nyak bilangan bintang­bintang di langit. Dan aku akan bertanya kepadamu tentang dua hal yang berat dan berharga, ats­tsaqalain, bagaimana kamu memperlakukan nya sepeninggalku. Yang sebuah adalah yang terbesar yaitu Kitab Allah ‘Azza wa Jalla, ujungnya yang satu di tangan Allah dan yang lain di tanganmu. Maka berpe ganglah erat­erat kepadanya niscaya kamu tidak akan sesat dan tidak berubah arah. Dan yang lain adalah ‘ithrah­ku, Ahlu’l­bait­ku sebab Allah Yang Maha Meliputi dan Maha Mengetahui telah memberitahukan kepadaku bahwa kedua­duanya tidak akan berpisah sampai menemuiku di Haudh. Dan janganlah kamu mendahului atau me ngecilkan keduanya karena dengan berbuat demikian kamu akan celaka, dan jangan lah menggurui mereka karena mereka lebih tahu dari kamu! 585

Rasul Allah saww bersabda lagi: Tahukah kalian bahwa akulah yang terdahulu menjadi Mu’min dari diri mereka sendiri?! 
Hadirin: Benar! 586


Rasul Allah: Tidakkah kalian mengetahui atau menyaksikan bahwa aku adalah paling utama menjadi wali bagi setiap kaum mu’minin lebih dari diri mereka sendiri? 587
Rasul Allah saw lalu memegang dan mengangkat tangan ‘Ali bin Abi Thalib dengan kedua tangannya sehingga hadirin dapat melihat kedua ketiaknya yang putih. 588
Kemudian Rastl Allah saw bersabda: Wahai manusia sekalian! Allah adalah maulaku dan aku adalah maula kalian 589 , maka barang siapa menganggap aku sebagai maulanya, maka ‘Ali ini (juga) adalah maulanya! 590

Ya Allah, cintailah siapa yang memperwalikannya, dan musuhilah siapa yang memu suhinya! 591 Ibnu Katsir meriwayatkan 592 dengan kalimat: “Dan aku berkata kepada Zaid: ‘Apakah engkau mendengamya dari Rasul Allah’ Zaid menjawab: “Setiap orang yang berada dalam kemah­kemah itu melihat dengan kedua matanya dan mendengar dengan kedua kupingnya”. Kemudian Ibnu Katsir berkata: “Telah berkata Syaikh kita Abu Abdullah Dzahabi: “Hadis ini adalah shahih!.

Tolonglah siapa yang menolongnya dan tinggalkan siapa yang meninggalkannya! 593 . Cintailah siapa yang mencintainya dan bencilah siapa yang membencinya! 594
Selanjutnya beliau bersabda: Ya Allah, aku bersaksi! 595 
Rasul Allah saw tidak berpisah dengan ‘Ali sampai turun ayat terakhir:

“Hari ini orang kafir berputus asa, (memalingkan kamu) dari agama. Maka janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada­Ku. Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu, dan telah Kucukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Kupilih Islam bagimu sebagai agama.” 596

585 Majma’az­Zawa’id; ada lafal yang sedikit berbeda dalam al­Hakim, jilid 33, hlm. 109­110; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 209. 586 Musnad Ahmad, jilid 1, hlm. 118­119 dan jilid 4, hlm. 281; Sunan Ibnu Majah, jilid 1, hlm. 43; dengan istilah na’am (“ya”) sebagai ganti bala (“benar”) terdapat dalam Musnad Ahmad, jilid 4, hlm.281, 368, 370, 372; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 209. 587 Musnad Ahmad, jilid 4, hlm. 281, 368, 370, 372; Ibnu Katsir, ibid. jilid 5, hlm. 209, 212. 588 Dalam riwayat al­Hakim al­Haskani, ibid., jilid 1, hlm. 190; dengan sedikit berbeda istilah, jilid 1, hlm. 193. 589 Al­Hakim al­Haskani, ibid., jilid 1, hlm. 91; Ibnu Katsir, ibid., jilid 5, hlm. 209 menggunakan istilah sedikit berbeda: “Dan saya maula semua kaum mu’min!”. 590 Tercantum pada semua buku di atas. 591 Musnad Ahmad, jilid 1, hlm. 118, 119, jilid 4, hlm. 281, 370, 372, 382, 383 dan jilid 5, hlm. 347, 370; al­ Hakim, Mustadrak, jilid 3, hlm. 109; Sunan Ibnu Majah; al­Hakim al­Haskani, ibid., jilid 1, hlm. 190, 191; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 209­213. 592 Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 209. 593 Musnad Ahmad, jilid 1, hlm. 118, 119; Majma’az­Zawa’id, jilid 9, hlm. 104, 105, 107; al­Hakim al­Haskani, ibid., jilid 1, hlm. 193; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 210, 211 594 Al­Hakim al­Haskani, Syawahidat­Tanzil, ibid., jilid 1, hlm. 191; Ibnu Katsir, Tarikh, jilid 5, hlm. 210. 595 Al­Haskani, ibid., jilid 1, hlm. 190. 596 Al­Qur’an, al­Ma’idah (V), 3. Bahwa ayat yang berbunyi: “Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu dan Kucukupkan nikmat­Ku bagimu, dan telah Kupilih Islam bagimu sebagai agama”, turun setelah peristiwa ‘Ali bin Abi Thalib di Ghadir Khumm, dapat dibaca dalam Thabari, Kitab al­Wilayah yang berasal dari Zaid bin Arqam, hlm, 210; Ibnu Mardawaih dari jalur Abu Harun al­’Abdi dari Abu Sa’id al­Khudri, Tafsir Ibnu Atsir,
Akhirnya Rasul Allah bersabda: ‘Allah sungguh Maha Besar dengan menyempur nakan agama­Nya dan mencukupkan nikmat­Nya serta meridhai risalahku dan mene tapkan wilayah bagi ‘Ali! 597 ‘Umar dan Abu Bakar Beri Selamat Pada ‘Ali

Sesudah itu ‘Umar bin Khaththab datang bersama jemaah menemui ‘Ali dan ‘Umar berkata: ‘Alangkah bahagianya Anda (hani’an laka) wahai Ibnu Abi Thalib, Anda menjadi maula setiap mu’min dan mu’minat!’ Dan di riwayat lain: ‘Beruntung Anda (bakhin bakhin laka) wahai Ibnu Abi Thalib!’. Dan dalam riwayat lain: ‘Beruntungya ‘Ali! (bakhin ya ‘Ali) engkau menjadi maula kaum mu’minin dan mu’minat! 

Ada dengan lafal: “Hani’an laka yabna Abi Thalib! ashbahta wa amsaita maula kulli mu’minin wa mu’ininat!” (Selamat bagimu, hai Ibnu Abu Thalib, engkau telah menjadi maula setiap mu’min dan mu’minat). Ada dengan lafal: “Hani’an laka, ashbahta wa amsaita maula kulli muminin wa muminat!” (tanpa yabna Abi Thalib). Ada “Amsaita yabna Abi Thalib maula kulli mu’minin wa mu’minat...

(Cuplikan sejarah Islam murni. wafat Rasulullah dan suksesi di saqifah)

https://www.youtube.com/watch?v=j3ParUemvKY&t=683s



Chapter 18. Nas for Imam Ali
Remembrance Family Prophets



In the Qur'an told about the Prophet prayed to Allah for his family, and begged Him to guide their offspring. Allah always grant the prayer of the Prophet by giving blessing to their offspring, so that children and grandchildren of the Prophet was able to preserve the teachings of parents and progenitor of their grandfather, as examples of piety of their parents, and keep a straight path 'taught by the Prophet, who is dzurriyah, al, ahl, and Qurba. Dzurriyah, for example, means that a family, a derivative or direct descendants, there are 32 verses of Qur'an. For example, Allah says:

(Remember) when Abraham got a test from God to fulfill some errands, and he fulfilled them. Says (Allah), 'I'll make you a leader (imam) for humans'. (Ibrahim beg) 'From my offspring (dzurriyati), also made pemimpinpemimpin)'. Answering (God) and say. 'Promise does not apply to those who do wrong. 569

In another part, Ibrahim prayed to Allah SWT:
'Our Lord! I have set most of my offspring in a valley without the plant, near the holy richly. Our Lord! So that they establish the prayer. So make the hearts of people love them, and give them sustenance of fruits, so that they may be grateful '. 570

This prayer God granted:
Those who were given favors by Allah, the Prophet Adam and (descendants), who we brought with Noah (in the ark), a descendant of Abraham and Israil, and (their descendants) who We guided and chose. When it is recited to them verses of Allah, Most Gracious, they are subject prostrate and tears. 571
And all the commentators agree that the Prophet Muhammad is a descendant of (dzurriyah) Ibrahim. In another verse of the Prophet Muhammad is referred to as a family (al) Ibrahim:

Indeed Allah chose Adam and Noah, the family of Abraham and the family of 'Imran above all nations. 572

The term al (family) as in the above verse the Qur'an contained in paragraph 26 that relate to the descendants of the Prophet, as well as a special blessing bestowed upon them.

In another part of Allah SWT says:
Or do they envy to man, because God gave them some of his bounty? Indeed, have we gave the family of Abraham the Book and Wisdom, and We gave them a great kingdom. 573

The term ahl (family) have the same meanings al. However, when coupled with the temple (house) into ahlu'lbait, then entered are direct descendants, as contained in the Koran verse that follows:
God only wanted to eliminate (all) contempt than you, ahlu'lbait (Messenger of Allah), and purified you sebersihbersihnya. 574

Jumhur or most scholars argue that what is meant by ahlu'lbait in that verse is the Prophet's daughter Fatima, his cousin and son in law Ali ibn Abi Talib, and his two grandchildren were very loved Hasan and Husayn.

Hadith Kisa
Hadith Kisa concerning the decline of this paragraph, narrated by 'Abdullah bin Ja'far bin Abi Talib, ummu'lmuminin' A'ishah and Umm Salamah ummu'lmuminin, 'Abdullah bin' Abbas, 'Umar bin Abi Salmah, Abu Said alKhudri, Sa'd bin Abi Waqqas, Anas bin Malik and others.

569 Remembrance, alBaqarah (II), 124. 570 Koran, Ibrahim (XIV), 37. 571 Remembrance, Mariam (XIX), 58 572 Remembrance, Ali Imran (III), 33. 573 AlQur 'an, Annisa' (IV), 54. 574 Remembrance, alAhzab (XXXIII), 33.
Umm Salamah said: "Ayat Allah only want to eliminate (all) contempt than you, ahlu'lbait (Messenger of Allah), and purified you sebersihbersihnya down in my house. And in my house there are seven, Gabriel and Michael as., 'Ali, Fatima, Hasan and Husain ra and I was near the door of my house. "

"I asked: 'O Messenger of Allah if I did not include ahlu'lbait?" Rasul said:' Sesunggulmya you in goodness, you are the wife of the Apostle '. In other parts of the Apostle close 'Ali, Fatima, Hasan and Husain with a cloth (Kisa'), then the above verse came so called Hadith Kisa 'and' Ali, Fatima, Hasan and Husain called Ahlul Kisa '. 575

Another term, namely Qurba (derived from the word meaning qaruba close) meant also a direct descendant of a person, such as the word of God in the Qur'an:
That (gift) that God proclaim the glad news to hambahambaNya who believe and do good deeds. Say, 'No I ask you pay for it, just love to family (Qurba)'. And those who acquire goodness We will also add him good. Indeed, Allah is Oft-forgiving, Most Grateful. 576
And once again, jumhur agreed that the term Qurba (family) here refers to the family of Mohammed PBUH, namely Fatima Azzahra '' Ali bin Abi Talib, Hasan and Husain. Of course that is intended to jumhur (majority) here is tokohtokoh Sunnis consider 'Six Kita




https://www.youtube.com/watch?v=JD83ysfiOFI



NORWEGIAN:



Kapittel 18. Nas for Imam Ali
Minnefamilie Prophets



I Koranen fortalte om profeten ba til Allah for hans familie, og ba ham om å lede deres avkom. Allah alltid gi bønn av profeten ved å gi velsignelse til sine avkom, slik at barn og barnebarn av profeten var i stand til å bevare læren til foreldre og stamfar til sin bestefar, som eksempler på fromhet av sine foreldre, og holde en rett bane 'undervist av profeten, som er dzurriyah, al, ahl, og Qurba. Dzurriyah, for eksempel, betyr at en familie, et derivat eller direkte etterkommere, er det 32 ​​vers fra Koranen. For eksempel, sier Allah:

(Husk) da Abraham fikk en test fra Gud til å oppfylle noen ærend, og han oppfylte dem. Sier (Allah), «Jeg skal gjøre deg til en leder (imam) for mennesker". (Ibrahim beg) 'Fra mitt avkom (dzurriyati), også laget pemimpinpemimpin)'. Svare (Gud) og si. «Promise gjelder ikke for dem som gjør feil. 569

I en annen del, Ibrahim ba til Allah SWT:
«Vår Herre! Jeg har satt det meste av min avkom i en dal uten anlegget, nær den hellige rikt. Vår Herre! Slik at de etablere bønn. Så gjør hjertene til folk elsker dem, og gi dem næring av frukt, slik at de kan være takknemlig ". 570


Denne bønnen Gud gitt:
De som fikk favoriserer av Allah, profeten Adam og (etterkommere), som vi tok med Noah (i arken), en etterkommer av Abraham og Israil, og (deres etterkommere) som vi ledet og utvalgt. Når den resiteres for dem versene av Allah, den Barmhjertige, de er underlagt nedbrutt og tårer. 571

Og alle kommentatorer er enige om at profeten Muhammed er en etterkommer av (dzurriyah) Ibrahim. I et annet vers av profeten Muhammed er referert til som en familie (al) Ibrahim:

Faktisk Allah valgte Adam og Noah, Abrahams slekt og familien til Imran fremfor alle folkeslag. 572


Begrepet al (familie) som i ovennevnte vers i Koranen i punkt 26 som er knyttet til etterkommere av profeten, samt en spesiell velsignelse skjenket dem.

I en annen del av Allah SWT sier:
Eller at de misunner til mannen, fordi Gud ga dem noen av hans gavmildhet? Vi har faktisk ga familien til Abraham skriften og visdommen, og Vi gav dem et stort rike. 573


Begrepet ahl (familien) har samme betydning al. Men når kombinert med templet (huset) i ahlu'lbait, deretter inn er direkte etterkommere, som finnes i Koranen vers som følger:
Gud bare ønsket å eliminere (alle) forakt enn deg, ahlu'lbait (Allahs sendebud), og renset du sebersihbersihnya. 574

Jumhur eller de fleste forskere hevder at hva som menes med ahlu'lbait i dette verset er profetens datter Fatima, hans fetter og svigersønn Ali ibn Abi Talib, og hans to barnebarn ble veldig glad i Hasan og Husayn.

hadith Kisa
Hadith Kisa om nedgangen av denne paragrafen, fortalt av 'Abdullah bin Jaffar ibn Abi Talib, ummu'lmuminin' A'ishah og Umm Salamah ummu'lmuminin, 'Abdullah bin Abbas, Umar bin Abi Salmah, Abu Said alKhudri, Sad bin Abi Waqqas, Anas bin Malik og andre.


569 Remembrance, alBaqarah (II), 124. 570 Koran, Ibrahim (XIV), 37. 571 Remembrance, Mariam (XIX), 58 572 Remembrance, Ali Imran (III), 33. 573 AlQur 'an, Annisa' (IV), 54. 574 Remembrance, alAhzab (XXXIII), 33.
Umm Salamah sa: "Ayat Allah bare ønsker å fjerne (alle) forakt enn deg, ahlu'lbait (Allahs sendebud), og renset du sebersihbersihnya ned i huset mitt. Og i mitt hus er det sju, Gabriel og Michael som., Ali, Fatima, Hassan og Husain ra, og jeg var nær døren til huset mitt. "

"Jeg spurte: 'O Allahs sendebud om jeg ikke inkluderte ahlu'lbait" Rasul sa:' Sesunggulmya deg i godhet, du er kona til apostelen ". I andre deler av apostelen nær Ali, Fatima, Hassan og Hussain med en klut (Kisa), deretter verset kom såkalte Hadith Kisa 'og' Ali, Fatima, Hassan og Hussain kalles Ahlul Kisa '. 575


Et annet begrep, nemlig Qurba (avledet fra ordet betyr qaruba nær) betydde også en direkte etterkommer av en person, som Guds ord i Koranen:
That (gave) at Gud forkynne det glade budskap for hambahambaNya som tror og gjør gode gjerninger. Si: "Nei, jeg ber deg betale for det, bare elsker å familie (Qurba) '. Og de som kjøper godhet Vi vil også legge ham bra. Gud er tilgivende, Grateful. 576


Og nok en gang, jumhur enige om at begrepet Qurba (familie) her refererer til familien til Mohammed fvmh, nemlig Fatima Azzahra '' Ali bin Abi Talib, Hasan og Husain. Selvfølgelig som er ment å jumhur (flertallet) her er tokohtokoh sunniene vurdere


Tidak ada komentar:

Posting Komentar